Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Kisah Nina Nola Boangmanalu; Dari Guru Bahasa Inggris Hingga Penulis Cerita Anak Dwibahasa

Kisah Nina Nola Boangmanalu; Dari Guru Bahasa Inggris Hingga Penulis Cerita Anak Dwibahasa
Nina Nola Boangmanalu, S.Pd (kiri) menerima Piagam 10 Penulis Naskah Terbaik Sayembara Cerita Anak Dwibahasa dari Balai Bahasa Sumut. (Waspada/Ist)
Kecil Besar
14px

Nina Nola Boangmanalu, 36, bukan hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Perempuan Medan ini telah menorehkan prestasi membanggakan di dunia kepenulisan, khususnya cerita anak dwibahasa.

Setelah sukses dengan buku “Merasana Ginaru (Ginaru Enak Sekali)” yang masuk 10 besar Penulis Naskah Terbaik Sayembara Cerita Anak Dwibahasa Balai Bahasa Sumut 2022, kini naskahnya yang berjudul “Hujan Turun, Lubang Ajaib Beraksi” terpilih mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Sumut 2025 di Medan.

“Penerjemahan ‘Merasana Ginaru’ ke Bahasa Pakpak dibantu almarhum ayah saya. Naskah ‘Hujan Turun, Lubang Ajaib Beraksi’ dibantu adik sepupu dari Pakpak Bharat,” ungkap Nina Nola kepada Waspada, Selasa (17/6).

Buku “Merasana Ginaru” telah tersebar di Pakpak Bharat dan Dairi, Sidikalang. Kesempatan mengikuti Bimtek semakin memotivasi Nina untuk berkarya. “Menghasilkan karya baru menjadi modal untuk terus berkarya,” ujarnya.

Pada Bimtek Juli mendatang, naskah Nina akan berkompetisi di dua jenjang usia: Jenjang C (11-13 tahun) dan Jenjang B3 (8-11 tahun). “Para penulis akan mempresentasikan naskah untuk dikoreksi,” tambahnya.

Lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sumut dan S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PAUD) STIT Al Hikmah Tebingtinggi ini memiliki beragam pengalaman profesional. Selama sepuluh tahun terakhir, ia pernah menjadi guru Bahasa Inggris di SDS Zahira Medan (2013-2020), Momfluencer di beberapa komunitas (2021-sekarang), dan pegiat literasi di Komunitas Blogger Medan (2023-sekarang) dan Komunitas Mulai Menulis Indonesia (2024-sekarang). Kini, ia fokus sebagai ibu rumah tangga.

Namun, semangat menulisnya tak pernah padam. Ia pernah menerbitkan buku antologi cerpen “Setiap Tempat Punya Kenangan dan Masa Indah Sekolah” (2014) dan novel remaja “Rahasia Hati Asyila” (2025) melalui UMSU Press. Keputusannya menerjemahkan karyanya ke Bahasa Pakpak dilandasi rasa bangga terhadap akar budaya Pakpaknya, meskipun ia lahir dan besar di Pematangsiantar.

“Meskipun saya tidak tahu berkomunikasi dalam Bahasa Pakpak, tetapi saya selalu mempelajarinya karena saya bangga menjadi putri Pakpak,” tegas Nina. Ia bersyukur terpilih mengikuti Bimtek dengan naskah “Hujan Turun, Lubang Ajaib Beraksi.”

Khairul Boangmanalu

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE