BATUBARA (Waspada): Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UMSU melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, dengan mengedukasi 100 pelajar dan guru agar cerdas digital, melek AI dan menjadi agen anti-hoaks, Senin (16/9/25).
Kegiatan bertajuk “Bangun Karakter Pelajar Cerdas Digital dan Anti-Hoaks” ini disambut langsung Kepala SMA Negeri 1 Sei Suka, Juliana, S.Pd dan para siswa. Dalam sambutannya, kepala sekolah mengapresiasi program yang dinilai relevan dengan tantangan generasi muda di era digital.
“Kami merasa bangga dan berterimakasih karena siswa mendapat bekal penting. Anak-anak sekarang hidup di era digital yang penuh peluang tetapi juga rawan terjebak hoaks dan terpaan kecerdasan buatan (AI). Edukasi dari kampus sangat membantu pelajar untuk lebih siap,” katanya disambut tepuk tangan siswa di sela sambutan.
Selama kegiatan, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tidak sekadar memberi ceramah, tetapi mengajak siswa bermain game edukatif “Hoaks atau Fakta”. Suasana menjadi hidup ketika siswa mencoba menebak berita asli dan mana yang palsu, bahkan membedakan konten buatan manusia dan konten hasil AI.
Materi disampaikan meliputi cara mengenali hoaks, memverifikasi informasi, etika bermedia sosial hingga peluang dan risiko penggunaan AI di kalangan pelajar. Beberapa pelajar mengaku baru tahu bahwa gambar, suara, atau video yang beredar di media sosial bisa jadi hasil rekayasa teknologi, sehingga mereka juga antusias mengikuti diskusi tentang AI dan Gen-Z yang disampaikan oleh Assoc. Prof. Dr. Mujahiddin, MSP dan Rudi Salam dari tim dosen dan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UMSU.
“Yuk pelajar harus kritis menggunakan medsos, karena algoritma dan AI bisa membentuk informasi yang mereka lihat, jika tidak cerdas pelajar mudah terjebak hoaks dan manipulasi digital,” ujar Mujahiddin dalam diskusi interaktif dengan peserta.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UMSU Dr. Muhammad Thariq, S.Sos., M.I.Kom menjelaskan kegiatan ini bukan hanya agenda sosialisasi dan edukasi melainkan bagian dari tanggung jawab Tridharma Perguruan Tinggi.
“Program ini kami desain sejalan dengan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 tentang Penjaminan Mutu Dikti. Standar baru itu menekankan bahwa pengabdian harus relevan dengan kebutuhan nyata masyarakat, memiliki proses yang terukur dan menghasilkan dampak jelas. Literasi digital dan pemahaman AI adalah jawabannya,” ujar Muhammad Thariq.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa kegiatan ini memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), mulai dari membekali pelajar dengan keterampilan berpikir kiritis dan etis juga menghadirkan materi berbasis kajian komunikasi (standar penelitian dan PKM), hingga melibatkan mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi UMSU agar mereka belajar langsung di lapangan (standar pembelajaran). Selain itu, lanjutnya, program ini menjadi bukti nyata kontribusi program studi untuk borang khususnya pada kriteria kerjasama, tridharma dan dampak.
“Kami ingin memastikan kegiatan ini bukan sekadar formalitas, tetapi benar-benar memberi manfaat. Siswa SMA di Batubara harus bisa tampil sebagai pelopor literasi digital, agen anti-hoaks sekaligus generasi yang bijak menggunakan AI,” ujarnya seraya menambahkan program ini akan direlate dengan program Kesra Pemkab Batubara.
Kemeriahan kegiatan ditutup dengan semacam deklarasi bersama para siswa: “pelajar batubara siap jadi generasi cerdas digital dan anti hoaks.” Sorak sorai siswa menggema, menandakan semangat baru untuk lebih kritis dan bijak di dunia digital sambil membentangkan spanduk pengabdian kepada masyarakat milik program studi. (id23)
