BANDUNG (Waspada.id): Pemerintah terus memperkuat posisi mahasiswa sebagai mitra strategis pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini tercermin dalam audiensi antara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (BEM ITB) di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jumat (8/8/2025).
Audiensi ini menjadi ruang dialog konstruktif antara mahasiswa dan pemerintah dalam memperkuat peran generasi muda. Menteri Brian menyampaikan apresiasinya atas sikap kritis dan partisipatif mahasiswa, serta menegaskan komitmen kementerian dalam membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya.
“Kami membuka ruang kolaborasi yang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk ikut serta dalam menyelesaikan persoalan bangsa melalui pendekatan sains dan teknologi. Mahasiswa dapat mengambil peran melalui riset, pengembangan startup, maupun keterlibatan aktif dalam ekosistem inovasi nasional, kami mendorong mahasiswa agar membangun jejaring dengan para pemangku kepentingan dan tokoh nasional,” ujar Brian.
Dalam forum tersebut, mahasiswa menyampaikan pandangan mereka atas kebijakan kementerian. Perwakilan BEM ITB, Farell Faiz Firmansyah, menilai arah kebijakan Kemdiktisaintek sudah sejalan dengan visi mahasiswa mengenai Iptek sebagai pilar utama pembangunan.
“Kami melihat banyak aspirasi kami telah terjawab dalam kebijakan yang dipaparkan kementerian. Namun, ada beberapa isu seperti pendanaan riset mahasiswa, pelibatan himpunan dalam riset kampus, serta akses terhadap infrastruktur penelitian yang perlu diperkuat,” jelas Faiz.
Koordinator Sosial-Politik BEM ITB, Sachio, turut menekankan pentingnya perhatian terhadap isu-isu strategis seperti transisi energi, peran startup, serta sistem pendidikan yang adaptif terhadap perubahan global. Ia juga menyoroti peran kajian-kajian strategis yang telah dilakukan oleh berbagai BEM di Indonesia.
Mahasiswa juga merekomendasikan agar forum-forum dialog seperti ini tidak terbatas pada organisasi tertentu saja, tetapi terbuka bagi seluruh spektrum kampus di Indonesia. Tujuannya adalah menciptakan budaya akademik yang sehat, inklusif, kritis, dan progresif.
Kegiatan ini menegaskan komitmen Kemdiktisaintek untuk menjadikan mahasiswa bukan hanya sebagai penerima kebijakan, tetapi juga sebagai co-creator dalam membangun arah masa depan IPTEK nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan.