Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Menteri Agama Buka Kick Off MQK Internasional, Diikuti 8.773 Santri dari Negara ASEAN

Menteri Agama Buka Kick Off MQK Internasional, Diikuti 8.773 Santri dari Negara ASEAN
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar secara resmi membuka kegiatan Kick Off Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional ke‑1 Tahun 2025, Selasa (8/7/2025) di Auditorum Harun Al Rasjid Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar secara resmi membuka kegiatan Kick Off Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional ke‑1 Tahun 2025, Selasa (8/7/2025) di Auditorum Harun Al Rasjid Kantor Kementerian Agama, Jakarta. Menag didampingi Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, Dirjen Pendidikan Islam Suyitno, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Basnang Said, sejumlah duta besar negara tetangga serta sejumlah tokoh dan pimpinan pondok pesantren.

MQK Internasional ini diikuti negara-negara kawasan ASEAN termasuk Timor Leste,  melibatkan 8.773 santri dari 1.218 pesantren yang tersebar di 57 Ma’had Aly.

Babak penyisihan dimulai sejak September secara daring. Sedangkan puncak atau final akan berlangsung 1-7 Oktober di Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Menag Nasaruddin Umar dalam pidato sambutannya mengatakan, MQK bukan sekadar kompetisi membaca kitab kuning, melainkan upaya strategis untuk mengangkat literasi Turots di era teknologi.

Menag juga menekankan makna spiritual di balik MQK. Qira’atil Kutub bukan hanya soal membaca kitab, tetapi menjiwai teks, memahami makna terdalam dari warisan ulama klasik. Dia juga meyakini bahwa kitab kuning masih tetap kontekstual sampai saat ini, karena proses penciptaanya melalui metode kontemplasi, bukan sekedar konsentrasi.

“Membaca kitab kuning memang bukan membaca narasi populer. Lomba ini juga bukan ajang mempertunjukkan kefasihan berbahasa Arab, karena belum tentu berbanding lurus dengan pemahaman terhadap Turots.

“Kompetisi ini adalah uji kedalaman ruhani dan intelektual peserta,”tegas Nasaruddin.

Menag Nasaruddin juga  menyemangati para santri peserta dari Indonesia, agar tampil percaya diri di panggung internasional. Terlebih lagi kegiatan ini diinisiasi oleh Indonesia, maka para peserta dari Indonesia harus berjuang penuh semangat.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Suyitno menekankan tiga keistimewaan MQK 2025. Pertama, MQK tahun ini menjadi yang pertama berskala internasional, dengan partisipasi dari negara-negara ASEAN, termasuk Timor Leste.

Kedua, untuk pertama kalinya MQK menerapkan sistem digitalisasi, melibatkan 8.773 santri dari 1.218 pesantren yang tersebar di 57 Ma’had Aly. Ketiga, ajang ini untuk kali pertama digelar di kawasan Indonesia Timur, sebagai bentuk desentralisasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan nasional.

“MQK bukan sekadar kompetisi, melainkan jembatan spiritual antara tradisi dan inovasi. Sebuah ikhtiar untuk menjaga nyala ilmu, iman, dan budaya dalam bingkai Islam rahmatan lil ‘alamin,” ujar Amien Suyitno.

Acara pembukaan berlangsung khidmat dengan menghadirkan pembacaan Al Qur’an oleh Miftah Faridl yang merupakan juara 1 MTQ Internasional di Maroko. Miftah didampingi Sabrina, seorang santri tunanetra dari Pesantren Raudlatul Makfufin. Sedangkan doa pembuka disampaikan penuh khidmat oleh Basnang Said.

Suasana makin menarik perhatian saat hadir pementasan kolaboratif bertajuk Sureq La Galigo dan Turots, sebagai representasi kekayaan budaya dan keilmuan pesantren Nusantara.(j02)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE