Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Mimpi Mulia Siswi Sekolah Garuda, Bangun Sekolah Di Daerah Tertinggal

Mimpi Mulia Siswi Sekolah Garuda, Bangun Sekolah Di Daerah Tertinggal
Sekolah Garuda. Waspada.id.Badan Komunikasi Pemerintah). Seh Muhammad Amin
Kecil Besar
14px

KUTACANE (Waspada.id): Bilqis Raihana, siswi kelas 11 SMAN Unggulan MH Thamrin, berharap Program Sekolah Garuda di sekolahnya bisa mewujudkan mimpinya kuliah di Jerman untuk mengambil jurusan teknik sipil.

Bukan tanpa alasan. Bilqis, putri dari seorang guru mengaji, punya cita-cita mulia. Ia ingin membangun banyak sekolah di daerah-daerah tertinggal sehingga akses pendidikan lebih merata. “Saya ingin infrastruktur dan fasilitas pendidikan seperti sekolah merata sampai ke daerah terpencil. Karena itu cita-cita saya ingin menjadi insinyur sipil,” kata Bilqis.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi resmi memperkenalkan Program Sekolah Garuda di 16 lokasi di seluruh Indonesia. Salah satu sekolah yang ditetapkan sebagai Sekolah Garuda Transformasi adalah SMAN Unggulan M.H. Thamrin di Cipayung, Jakarta Timur , kata Kadis Kominfo Agara, Zulfan Harijadi kepada Waspada.id, Jumat (10/10).

Lanjutnya menjelaskan, selain SMAN Unggulan MH Thamrin, ada 11 sekolah yang bertransformasi menjadi Sekolah Garuda yakni SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMA Unggul Del di Sumatera Utara, MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan), SMA Cahaya Rancamaya Bogor, Jawa Barat, SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah, SMA Pradita Dirgantara Boyolali, Jawa Tengah.

Di Kalimantan ada SMAN 10 Samarinda Kalimantan Timur dan SMAN Banua BBS Kalimantan Selatan. Sementara Sekolah Garuda tranformasi di wilayah Indonesia Timur lainnya adalah MAN Insan Cendekia Gorontalo, SMAN Siwalima Ambon Maluku, dan SMA Averos Sorong Papua Barat Daya.

Bilqis berharap, Program Sekolah Garuda bisa membantunya menggapai cita-cita. “Saya ingin pendidikan berkualitas dirasakan oleh teman-teman saya di seluruh daerah di Indonesia. Makanya saya ingin kuliah di Munchen, Jerman, ambil teknik sipil,” katanya.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, seusai pengenalan Sekolah Garuda transformasi di SMAN Unggulan MH Thamrin mengatakan, pemerintah ingin menciptakan wahana-wahana bagi siswa-siswa berprestasi dalam mendukung talenta mereka khususnya di bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM).

“Jadi nantinya anak-anak dari Sekolah Garuda, baik transformasi maupun Sekolah Garuda baru menjadi mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi unggulan di dunia. Kurikulum tidak ada yang beda. Kita hanya menambahkan agar mereka lebiih siap berkompetisi dengan lulusan SMA dari negara lain,” kata Brian.

Sementara SMA Negeri Unggulan MH Thamrin, telah resmi bertransformasi menjadi Sekolah Garuda, salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto. Program ini dirancang sebagai pendidikan unggulan untuk mencetak generasi muda berprestasi di bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM).

Para guru di sekolah tersebut berharap, transformasi ini dapat memperluas akses pendidikan berkualitas secara merata di seluruh Indonesia, sekaligus memberi kesempatan kepada anak-anak bertalenta dari keluarga tidak mampu bisa kuliah di kampus ternama luar negeri.

Nur Cholis, salah satu guru di SMAN Unggulan MH Thamrin, mengaku sangat antusias dan bangga menjadi bagian dari Sekolah Garuda Transformasi.
“Dengan program ini, kami berharap anak-anak afirmasi (tidak mampu) juga memiliki kesempatan yang sama untuk berkuliah di luar negeri seperti mereka yang berasal dari keluarga mampu,” kata Nurcholis di SMAN Unggulan Thamrin.

Nur menjelaskan, ada tiga jalur pendaftaran untuk menjadi calon siswa SMAN Unggulan MH Thamrin. Pertama, jalur prestasi, bagi siswa yang memiliki banyak penghargaan di bidang sains. Kedua, jalur afirmasi, untuk siswa dari keluarga tidak mampu pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ketiga, jalur umum, yang terbuka bagi seluruh warga Jakarta dengan syarat nilai kumulatif tiga mata pelajaran, matematika, bahasa Inggris, dan IPA, minimal 88, serta lulus tes seleksi. Dari penyaringan ketat itu, hanya 88 siswa yang diterima setiap angkatan, terdiri atas 44 siswa laki-laki dan 44 siswa perempuan.

Ia menambahkan, SMAN Unggulan MH Thamrin menerapkan tiga kurikulum dalam proses belajar-mengajar: kurikulum internasional Cambridge, kurikulum olimpiade, dan kurikulum nasional. “Anak-anak di sini sebenarnya sudah memiliki jalan untuk bisa kuliah ke luar negeri. Namun dengan adanya program Sekolah Garuda, kami berharap jalannya semakin terbuka lebar,” harapnya.

Guru lainnya, Dura Syahrina, menyampaikan harapan senada. Menurut Dura, program Sekolah Garuda memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa-siswinya untuk menembus kampus ternama luar negeri, bersaing di kancah global, dan kembali ke Tanah Air untuk berkontribusi bagi bangsa.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo yang telah menggagas ide Sekolah Garuda ini. Semoga ke depan, setiap provinsi memiliki Sekolah Garuda sendiri agar semakin banyak anak-anak Indonesia bisa menempuh pendidikan tinggi di luar negeri,” tutur guru Bimbingan dan Konseling tersebut.

Sebab, Dura yakin seperti halnya di Jakarta, di daerah lain juga banyak anak-anak dengan kecerdasan di atas rata-rata yang belum mendapatkan akses terhadap pendidikan berkualitas. Program Sekolah Garuda, menurut Dura, menjadi salah satu jawabannya.

“Saya percaya, di berbagai daerah di Indonesia banyak sekali anak-anak potensial yang seharusnya mendapat kesempatan pendidikan yang lebih luas. Karena itu, harapannya ke depan bisa dibangun Sekolah-Sekolah Garuda di seluruh provinsi agar semakin banyak anak-anak Indonesia yang memperoleh akses pendidikan berkualitas,” ujar Dura.(id80)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE