MEDAN (Waspada.id): Inovasi bermakna kembali lahir dari tangan pelajar Sumatera Utara. Melalui karya “Navicare”, Aditya Azmy, siswa MAN 3 Medan berhasil meraih juara pertama AHM Best Student 2025 Regional Sumut. Ajang ini digelar PT Astra Honda Motor (AHM) bersama PT Indako Trading Coy.
Karya tersebut tidak hanya menampilkan kecanggihan teknologi, tetapi juga menyentuh persoalan sosial yang kerap luput dari perhatian yakni keterbatasan aksesibilitas bagi penyandang tunanetra dan lansia. Navicare merupakan alat bantu portabel berbasis teknologi yang dirancang untuk membantu tunanetra dan lansia menjalani aktivitas lebih aman, mandiri dan nyaman.
Vice President Director PT Indako Trading Coy, Leo Wijaya, dengan semangat Satu Hati menyatakan kebanggaannya atas semangat dan gagasan yang ditunjukkan para peserta, khususnya karya Aditya yang dinilai memiliki potensi untuk berkembang ke skala lebih besar.
“Program ini merupakan bagian dari komitmen Honda dalam mendukung generasi muda untuk berani melangkah, karena setiap langkah kecil yang dilakukan dengan hati dan konsistensi, mampu membawa dampak besar bagi masa depan,” ujar Leo Wijaya, Jumat (26/9).
Aditya memadukan berbagai elemen teknologi mutakhir dalam perangkat ini, mulai dari kamera dan navigasi suara berbasis artificial intelligence (AI), hingga sensor ultrasonik yang berfungsi untuk mendeteksi rintangan.
Tidak berhenti di situ, perangkat ini juga dilengkapi pulse sensor untuk memantau detak jantung, modul GPS untuk pelacakan lokasi secara real-time serta sebuah aplikasi pemantauan berbasis streamlit yang memungkinkan keluarga memantau kondisi pengguna dari jarak jauh. Keseluruhan fitur tersebut dikemas dalam desain ergonomis yang ringan dan fleksibel, sehingga tetap nyaman digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Karya ini muncul dari kepekaan Aditya terhadap realita sosial di sekitarnya. Ia menyadari bahwa banyak penyandang tunanetra maupun lansia yang masih sangat tergantung pada pendamping dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga sering merasa kurang percaya diri dan rentan terhadap risiko saat berada di luar rumah.
Navicare diciptakan sebagai solusi yang menjembatani kebutuhan kemandirian dengan jaminan keamanan, memberikan harapan baru bagi kelompok rentan tersebut agar bisa lebih mandiri tanpa mengorbankan kenyamanan maupun kesehatan mereka.
Dalam proses seleksi, karya ini berhasil mencuri perhatian dewan juri dari berbagai latar belakang profesional, termasuk perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, jurnalis, serta pakar di bidang pendidikan kreatif dan desain.
Kriteria penilaian mencakup orisinalitas ide, kebermanfaatan karya serta kemampuan peserta mempresentasikan gagasan secara logis dan meyakinkan. Navicare dinilai sangat relevan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, terutama pada aspek kesehatan, teknologi inklusif, dan pengurangan kesenjangan sosial.
Aditya sendiri mengungkapkan bahwa keikutsertaannya dalam AHM Best Student menjadi pengalaman berharga dalam mengembangkan ide sekaligus kemampuan diri. Ia berharap Navicare dapat terus dikembangkan dan diadopsi lebih luas untuk membantu lebih banyak orang.
Keberhasilannya di tingkat regional membuka jalan melaju ke seleksi nasional AHM Best Student 2025 pada Oktober, di mana ia akan bersaing dengan para pelajar terpilih dari seluruh Indonesia dalam sesi presentasi dan tanya jawab langsung dengan juri di tingkat nasional. (rel)