LANGSA (Waspada.id): Dalam upaya menumbuhkan semangat nasionalisme serta mengenang perjuangan para pahlawan bangsa, Palang Merah Remaja (PMR) SMA Negeri 4 Langsa menggelar sebuah drama sejarah berjudul ‘Mengenang Masa Penjajahan Belanda’ di lapangan sekolahnya, Jumat (17/10).
Kegiatan ini berlangsung meriah dan disambut antusias seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga tenaga kependidikan yang ikut menyaksikan jalannya pertunjukan.
Salah seorang mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam IAIN Langsa, Nurul Afni yang mengikuti PKL di SMAN 4 Langsa mengatakan, drama tersebut menggambarkan kisah perjuangan rakyat Indonesia dalam menghadapi kekejaman penjajah Belanda.

“Dengan penuh penghayatan, para pemeran menampilkan adegan-adegan perjuangan yang menyentuh hati, membawa penonton seolah kembali ke masa-masa sulit di zaman kolonial,” ujarnya.
Selain itu, para anggota PMR menampilkan aksi panggung dengan penuh totalitas. Walau latihan dilakukan di tengah padatnya kegiatan belajar, mereka tetap menunjukkan semangat tinggi dan kekompakan luar biasa. Kostum sederhana yang dikenakan justru menambah kesan realistis dalam setiap adegan.
Sorak dan tepuk tangan penonton menggema setiap kali adegan heroik diperagakan. Beberapa penonton tampak terbawa suasana haru saat melihat perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan.
“Pertunjukan ini bukan hanya hiburan edukatif, tetapi juga media refleksi bagi siswa untuk memahami nilai perjuangan dan rasa cinta tanah air,” urai Nurul Afni.
Sementara Kepala SMA Negeri 4 Langsa, Salamuddin, S.Pd., M.Pd.I memberikan apresiasi kepada seluruh anggota PMR atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam menyiapkan pertunjukan ini.
“Kegiatan seperti ini sangat berarti untuk menanamkan nilai patriotisme dan solidaritas di kalangan siswa. Saya bangga melihat kreativitas dan semangat mereka dalam mengenang sejarah bangsa,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, sambungnya, PMR SMA Negeri 4 Langsa berhasil menunjukkan bahwa semangat kemanusiaan tidak hanya diwujudkan dalam kegiatan sosial, tetapi juga melalui seni dan ekspresi.
“Drama ini menjadi bukti bahwa generasi muda mampu belajar sejarah dengan cara yang kreatif, bermakna, dan menyentuh hati,” tutupnya. (id74)