Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Polbangtan Kementan Gelar Stadium General, Hadirkan Pakar Dari Malaysia Dan USU

Polbangtan Kementan Gelar Stadium General, Hadirkan Pakar Dari Malaysia Dan USU
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan kembali menggelar acara Stadium General yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai perkembangan terkini di sektor pertanian. Acara ini telah diselenggarakan pada Rabu, 10 September 2025 di Aula Polbangtan Medan.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan kembali menggelar acara Stadium General yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai perkembangan terkini di sektor pertanian. Acara ini telah diselenggarakan pada Rabu, 10 September 2025 di Aula Polbangtan Medan.

Acara yang diikuti seluruh civitas akademika Polbangtan Medan ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya, termasuk para pakar dari School of Biological Sciences Universiti Sains Malaysia yaitu Prof. Abdul Hafiz Ab Majid, Prof. Suhaila Ab Hamid, Prof. Wan Fatma Zuharah Wan Mustapha dan Farah Haziqah Meor Termizi serta dosen dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Amelia Zuliyanti Siregar.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa pendidikan vokasi pertanian memiliki peran strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing. Melalui kegiatan seperti Stadium General ini, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh inspirasi dan pengetahuan baru untuk mengembangkan sektor pertanian Indonesia.

“Pertanian adalah sektor yang dinamis dan terus berkembang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus meningkatkan kompetensi SDM melalui kolaborasi antara berbagai pihak,” katanya.

Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti mengapresiasi Polbangtan Medan yang telah menginisiasi acara ini. “Kami berharap, melalui Stadium General ini, para mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru dan termotivasi untuk menjadi agen perubahan di sektor pertanian,” ujarnya.

Direktur Polbangtan Medan, Nurliana Harahap, menyampaikan pentingnya acara ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri. Polbangtan Medan selalu berupaya untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di era global.

“Kami ingin menciptakan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” kata Nurliana.

Prof. Amelia Zuliyanti Siregar dalam materinya menyebutkan bahwa menjaga keanekaragaman serangga penting untuk ekosistem yang berkelanjutan. Dalam ekosistem dan pertanian, Kumbang Rove memiliki peran ekologis yang sangat penting, namun beberapa spesies tertentu juga dapat menimbulkan ancaman kesehatan bagi manusia.

“Banyak spesies Kumbang Rove adalah predator yang memangsa invertebrata kecil di dalam tanah, sehingga berkontribusi pada pengendalian hama alami dalam ekosistem alam dan pertanian. Kumbang Rove jenis Dalotia (Atheta) coriaria banyak digunakan dalam pengendalian hama biologis di rumah kaca dan persemaian untuk melawan hama seperti agas jamur dan kutu thrips. Jenis lain seperti Creophilus maxillosus, mempercepat dekomposisi dengan memangsa larva lalat,” kata Prof. Amelia.

Prof. Suhaila Ab Hamid mengatakan, produksi padi menghadapi salah satu ancaman terbesar: hama serangga. Hama ini dapat menyebabkan kehilangan hasil panen antara 30 hingga 60% secara global. Berbagai hama, seperti penggerek batang, wereng, dan penggulung daun, menyerang padi di berbagai tahap pertumbuhannya.

“Pengendalian hama padi sulit karena beberapa alasan. Hama serangga berkembang biak dengan cepat dan memiliki siklus hidup pendek, menyebabkan populasi mereka meningkat dengan cepat. Selain itu, beberapa hama, seperti penggerek batang dan penggulung daun, bersembunyi di dalam batang atau di dalam gulungan daun, yang membuat mereka kurang terpapar insektisida,” katanya.

Prof. Abdul Hafiz Ab Majid juga menjelaskan berdasarkan riset dari Universiti Sains Malaysia padantanaman kelapa sawit berbasis lahan gambut, infestasi rayap dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, mencapai 8-9% dari hasil panen, dengan 3% pohon mati pada tahap awal.

Kehilangan hasil tandan buah segar (FFB) bisa mencapai RM 327 per hektare per tahun. Para peneliti menyimpulkan bahwa metode terbaik adalah dengan mengintegrasikan kedua pendekatan yaitu penggunaan Fipronil dan umpan Hexaflumuron bersama-sama sebagai bagian dari program pengelolaan hama terpadu (Integrated Pest Management) akan memastikan keberhasilan jangka panjang.

Farah Haziqah Meor Termizi pakar dari School of Biological Sciences Universiti Sains Malaysia menyebutkan penyakit parasit merupakan ancaman serius yang sering kali terabaikan dalam lingkungan pertanian. Kutu dan tungau adalah contoh umum dari ektoparasit utama yang menyerang ternak di sektor pertanian.

“Untuk mengatasi ancaman ini, pendekatan One Health sangat diperlukan, yaitu strategi kolaboratif yang mengintegrasikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dengan cara pengolahan kotoran hewan, seperti pengomposan, dapat mengurangi kelangsungan hidup telur parasit sebelum digunakan sebagai pupuk, mengedukasi petani tentang sanitasi, kebersihan diri, dan risiko parasite dan mengendalikan ektoparasit dan vektor penyakit (seperti nyamuk dan lalat) dapat meminimalkan penularan,” jelasnya.

Acara ini juga diisi dengan berbagai sesi diskusi dan presentasi. Para peserta sangat antusias mengikuti acara ini dan berharap dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk karier mereka di masa depan. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE