Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Syamsul Susidi, Menyalakan Semangat Sesama Pendidik Di Batu Bara, Dorong Inovasi Numerasi

Syamsul Susidi, Menyalakan Semangat Sesama Pendidik Di Batu Bara, Dorong Inovasi Numerasi
Syamsul Susidi Butar Butar, seorang guru MTs Negeri Batu Bara saat memberikan pelajaran menggunakan media pembelajaran kepada murid-muridnya.
Kecil Besar
14px

BATU BARA (Waspada.id): Di tengah derasnya arus digitalisasi pendidikan, Syamsul Susidi Butar Butar, seorang guru MTs Negeri Batu Bara, terus berupaya menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Melalui dedikasi dan inovasi dalam pengembangan media ajar berbasis numerasi, ia menjadi salah satu sosok inspiratif dalam dunia pendidikan Kabupaten Batu Bara.

Lulusan Universitas Negeri Medan (UNIMED) tahun 2007 ini mengawali kariernya sebagai guru di MTs Negeri 3 Medan setelah lulus seleksi CPNS Kementerian Agama pada 2008. Tiga tahun kemudian, ia memutuskan untuk mutasi ke Batu Bara demi mengurus orang tua yang sudah lanjut usia.

Syamsul mengaku, memilih profesi sebagai pendidik diawali dengan adanya dorongan dari orang tua dan juga dari saudara, karena mereka semuanya adalah seorang guru.

“Profesi ini juga memiliki tantangan tersendiri karena kita dituntut untuk bisa semaksimal mungkin mendidik generasi penerus bangsa agar bisa menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan cerdas,” ujarnya.

Titik balik karier Syamsul terjadi pada tahun 2018. Ketika itu, Kementerian Agama Kabupaten Batu Bara menjalin kerja sama dengan Tanoto Foundation untuk meningkatkan mutu pendidikan daerah. Dari program inilah Syamsul terpilih sebagai Fasilitator Daerah (Fasda) setelah melewati seleksi dan pelatihan tingkat provinsi.

Sejak saat itu, ia tak hanya mengajar di kelas, tetapi juga melatih dan mendampingi guru-guru lain agar mampu berinovasi dalam pembelajaran.

“Tiap tahun kami mendapat pelatihan dan kemudian menularkan ilmu itu ke sekolah-sekolah mitra. Sejak 2023, Tanoto Foundation menantang kami untuk mengembangkan ide sendiri. Maka lahirlah proyek ‘Tim Lentera’, yang fokus pada peningkatan kompetensi guru SD dalam pemanfaatan media ajar untuk mendorong numerasi siswa,” jelas guru mata pelajaran IPA ini.

Tim Lentera beranggotakan lima orang fasilitator lintas sekolah, terdiri atas Arief Mahdian (ketua), Desi Yusnizar, Merli Gultom, Wan Syahfina Yahmi Hasibuan, dan Syamsul Susidi sendiri. Proyek mereka menggunakan pendekatan lesson study — sebuah model pembelajaran berkelanjutan yang terdiri dari tahap plan, do, dan see.

Tim Lentara memberikan pelatihan, bimbingan dan juga pendampingan pada guru-guru yang ikut dalam pelatihan dengan dukungan penuh dari Tanoto Foundation dan dinas Pendidikan Batu Bara. Di awali dengan pemberian pelatihan tentang pembuatan media ajar yang menunjang numerasi lalu penerapannya di sekolah guru-guru tersebut.

Syamsul menyebutkan, fokus utamanya adalah bagaimana guru-guru sekolah dasar bisa berinovasi dalam membuat media ajar agar siswa memahami materi pelajaran di kelas sehingga Rapor Pendidikan bisa meningkat. Karena sasaran projek adalah sekolah-sekolah yang nilai rapor pendidikannya khususnya numerasi yang mengalami penurunan.

“Guru kami dampingi mulai dari tahap perencanaan hingga refleksi. Mereka bebas membuat media ajar digital atau non-digital, asalkan kontekstual dan mudah dibuat. Kami dorong agar guru tidak hanya mengajarkan angka, tapi mengaitkannya dengan kehidupan nyata,” terang Syamsul.

Contohnya, lanjut dia, siswa diajak untuk berlatih menghitung menggunakan skenario sehari-hari seperti berbelanja di pasar. Dengan begitu, konsep matematika menjadi lebih dekat dan mudah dipahami siswa.

“Numerasi adalah kemampuan untuk menerapkan konsep bilangan dan keterampilan matematika dasar dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah praktis, menginterpretasikan informasi kuantitatif (seperti data, grafik, dan tabel), serta membuat keputusan yang logis,” tambahnya.

Menyalakan Semangat Guru di Batu Bara

Tantangan terbesar, menurut Syamsul, adalah mengubah mindset guru-guru yang masih berada di zona nyaman dan masih menggunakan cara-cara lama dalam mengajar, seperti menerapkan soal matematika hanya memberi soal biasa misalnya 1+5 dan sebagainya. Kemudian membangun kebiasaan baru di kalangan guru agar terbiasa membuat media ajar berbasis numerasi.

“Strategi yang kami lakukan adalah projek ini dibuat dengan menggunakan model pembelajaran lesson study, dimana cara ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara berkelanjutan. Kegiatan projek ini kami lakukan hingga 2 siklus, setiap siklus ada kegiatan plan (merencanakan), kegiatan do (melakukan) dan kegiatan see (refleksi),” terangnya.

Pada kegiatan plan, sambungnya, mereka membimbing guru-guru untuk membuat rencana pembelajaran di kelas, menentukan materi yang akan dikembangkan media ajarnya. Tim juga sampaikan agar membuat media dari bahan-bahan yang mudah didapat dan terjangkau agar tidak memberatkan guru dalam pembuatannya. Pihaknya juga akan memberikan apresiasi bagi media ajar yang terbaik yang sudah dibuat oleh guru-guru peserta pelatihan agar makin memotivasi untuk belajar dalam membuat media ajar yang mendukung numerasi siswa.

Menurutnya, dengan pendampingan dan motivasi yang berkelanjutan, banyak guru mulai menunjukkan perubahan positif. “Sekarang guru-guru mulai kreatif. Mereka bahkan mengintegrasikan numerasi ke dalam pelajaran IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia,” katanya.

Syamsul berharap agar guru-guru SD di Kab. Batu Bara tidak pernah lelah untuk belajar. Terus berinovasi menciptakan hal-hal baik dan bermanfaat demi mendukung terciptanya suasana belajar-mengajar yang kondusif, bermakna dan menyenangkan. Pengalaman belajar selama pelatihan pada projek yang telah dibuat semoga tetap dilakukan dan diimbaskan terhadap rekan guru yang tidak ikut pelatihan.

Syamsul juga menekankan pentingnya sinergi antara guru, kepala sekolah, pemerintah daerah, dan lembaga pendukung agar peningkatan mutu pendidikan dapat berkelanjutan.

“Dukungan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam pengembangan kompetensi guru melalui pelatihan dan program peningkatan literasi dan numerasi. Dukungan kepala sekolah dalam hal peningkatan fasilitas dan program sekolah yang mendukung juga memiliki peran penting, serta penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan terintegrasi di kelas juga merupakan hal mendasar yang dapat membantu meningkatkan literasi dan numerasi siswa” pesannya.

Syamsul juga berharap kepada para pendidik muda atau yang dikenal dengan istilah gen-Z yang kehadirannya sudah sangat mudah dalam hal beradaptasi dengan kemajuan teknologi semoga dapat menciptakan hal-hal baru yang dapat mendukung pembelajaran.

“Apalagi sekarang sudah sangat mudah menemukan metode atau aplikasi yang kita kenal dengan istilah AI (Artificial Intelligence) yang dapat membantu kita sebagai guru dan juga siswa dalam memahami, mengidentifikasi bahkan mungkin menciptakan sesuatu yang mendukung peningkatan pembelajaran di kelas,” ujarnya.

Syamsul mengaku, peran Tanoto Foundation dalam karirnya sangat mempengaruhi, terutama dalam mengembangkan potensi yang ada dan masih terpendam. Sebelum direkrut menjadi fasilitator, dia sehari-hari beraktivitas hanya berada di dalam kelas tanpa ada pengembangan karir yang berarti. Namun, setelah mendapatkan pelatihan intens yang awalnya masih canggung tampil di depan umum dan belum pernah menjadi fasilitator sedikit demi sedikit sudah mulai lebih baik.

“Sebelum jadi fasilitator, saya hanya fokus di kelas. Tapi setelah pelatihan, saya belajar tampil di depan umum, melatih guru lain, dan mengembangkan diri. Tanoto Foundation membuka potensi yang sebelumnya tertutup,” ungkapnya.

Kini, Syamsul merasa panggilan hidupnya semakin kuat — bukan hanya mendidik siswa, tetapi juga menyalakan semangat di hati para pendidik lain.

“Kalau dulu saya hanya bermanfaat untuk murid di kelas, sekarang saya bisa berbagi untuk sesama guru. Dan itu rasanya jauh lebih bermakna,” tutupnya dengan senyum. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE