JAKARTA (Waspada.id): Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat koordinasi penanganan bencana di Sumatra Utara (Sumut) melalui dukungan terpadu berbasis perguruan tinggi.
Per 6 Desember 2025, tercatat 14 perguruan tinggi terdampak dengan 2.743 sivitas akademika mengalami dampak langsung.
“Sebagian kegiatan belajar mengajar terhenti akibat akses terputus, lokasi kampus terdampak, serta pengungsian mahasiswa dan dosen,”demikian siaran pers Kemdiktisaintek di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Sebagai respons cepat, Kemdiktisaintek berkoordinasi dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk pemetaan dampak, distribusi bantuan darurat, dan persiapan revitalisasi.
Di Tapanuli Selatan, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan mengerahkan tim psikososial untuk memberikan Psychological First Aid (PFA) kepada anak-anak guna menurunkan stres awal dan meningkatkan daya koping. Universitas Aufa Royhan membuka posko kampus dan mengirim relawan ke wilayah terdampak.
Universitas Jambi meninjau banjir di Tapanuli Selatan, menyalurkan logistik, membuka posko, dan menyediakan layanan konseling pascabencana. Sementara Universitas Sumatera Utara (USU) membuka Posko USU Peduli untuk menyalurkan bantuan logistik, tim medis, dan bantuan uang kepedulian yang hingga 4 Desember telah menjangkau Binjai, Langkat, Sibolga, dan Tapanuli Tengah.
Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Medan turut membuka posko dan menyalurkan bantuan donasi.
Dukungan juga datang dari berbagai kampus lain. Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Medan Area bergabung dengan SAR melakukan evakuasi longsor di Sibolga dan mengirim tim relawan ke Tapanuli Tengah.
Jaringan relawan Forum Komunikasi Padjadjaran Rescue dari Universitas Padjadjaran mengirim tim ke Sumut, Sumatra Barat, dan Aceh.
Di wilayah Langkat, Politeknik Negeri Medan, Universitas Islam Sumatera Utara, dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mengirim bantuan medis dan logistik.
Untuk memperkuat penanganan, Kemdiktisaintek mengoptimalkan koordinasi posko kampus mencakup distribusi pangan, layanan kesehatan darurat, tenaga medis, relawan, teknisi komunikasi, serta sanitasi lingkungan.
Selain logistik dasar seperti makanan, air bersih, selimut, dan obat-obatan, bantuan juga ditambah dengan enam tenaga kesehatan dan dua dokter TNI melalui Pangkalan AU Soewondo Medan. Layanan kesehatan keliling dan peralatan medis ringan turut diturunkan untuk memperkuat fasilitas kesehatan daerah.
Kemdiktisaintek menerapkan tiga skema bantuan yang dapat diakses perguruan tinggi:
• Pengajuan proposal kebutuhan darurat dari sivitas akademika.
• Bantuan langsung dari Kemdiktisaintek.
• Penyaluran bantuan individu bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan terdampak.
Kemdiktisaintek memastikan pembaruan data situasi dilakukan berkala, bersamaan dengan penguatan koordinasi posko daerah dan lembaga lain agar pemulihan awal berjalan cepat dan terukur. Ke depan, dukungan diarahkan pada pemantauan dan bantuan berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan ekosistem pendidikan di Sumatra.

















