KISARAN (Waspada.id): Universitas Asahan (UNA) menunjukkan komitmen nyata dalam membangun pendidikan yang berkarakter dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Kompetitif Nasional 2025 bertajuk “Penguatan Budaya Sekolah Positif dan Inklusif melalui Pencegahan Bullying dan Peningkatan Literasi Digital,” UNA berupaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan berdaya digital.
Ketua Tim Pengabdian UNA, Ely Syafitri, M.Pd., kepada Waspada.id, Kamis (6/11), menyampaikan bahwa program hibah nasional yang didanai melalui aplikasi BIMA Kemendikbudristek ini menggandeng SD Negeri 137958 Kota Tanjungbalai sebagai sekolah mitra.
“Hasil observasi kami menunjukkan sekitar 60 persen siswa pernah mengalami perundungan. Kondisi ini mendorong UNA untuk menghadirkan solusi konkret agar sekolah menjadi ruang belajar yang aman dan menyenangkan bagi anak,” ujarnya.
Program yang melibatkan dosen dan mahasiswa lintas bidang — pendidikan, psikologi, dan teknologi informasi — berfokus pada dua hal utama, yakni pencegahan bullying dan penguatan literasi digital. Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata penerapan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong kolaborasi perguruan tinggi dengan masyarakat.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan meliputi sosialisasi dampak bullying kepada siswa, guru, dan orang tua; pembentukan Tim Anti-Bullying Sekolah; serta kampanye Sekolah Positif dan Inklusif melalui media poster, ikrar bersama, dan konten digital edukatif di media sosial sekolah.
“Target utama kami adalah menekan angka bullying dari 60 persen menjadi 25 persen serta meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran dari 25 persen menjadi 77 persen,” jelas Ely.
Anggota tim, Khairun Nisa, M.Pd., menambahkan bahwa UNA juga memperkuat peran keluarga dalam mendidik karakter anak. “Kami libatkan orang tua dalam forum parenting dan kampanye digital. Literasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi juga etika, empati, dan tanggung jawab di dunia maya,” katanya.
Sementara itu, Rismawati Munthe, M.Psi., menegaskan pentingnya pendekatan emosional untuk membentuk budaya sekolah positif. “Guru dan siswa kami latih mengenali serta mengelola emosi. Sekolah yang sehat lahir dari relasi sosial yang empatik,” terangnya.
Kepala SDN 137958, Lilik Hariadi, S.Pd., mengapresiasi pendampingan yang diberikan UNA. “Kami berterima kasih atas perhatian UNA. Kini anak-anak lebih percaya diri, saling menghormati, dan guru semakin terampil menggunakan teknologi dalam proses belajar,” ujarnya.(id39)












