BANDA ACEH (Waspada): Universitas Syiah Kuala (USK) mengukuhkan enam profesor baru dari berbagai bidang keilmuan melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas di Gedung AAC Dayan Dawood, Kamis (17/7/2025). Pengukuhan ini dipimpin oleh Ketua Senat Akademik Universitas, Prof. Dr. Ir. Abubakar, M.S.
Adapun keenam profesor tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Elly Kesumawati, M.Agric.Sc; Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Agric.Sc; Prof. Dr. drh. Erwin, M.Sc; Prof. Dr. Rita Khathir, S.TP., M.Sc; Prof. Dr. Ir. Rahmat Fadhil, S.TP., M.Sc; dan Prof. Dr. Teuku Ahmad Yani, S.H., M.Hum.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas capaian akademik tersebut. Ia menilai tren pertumbuhan jumlah profesor di USK menunjukkan perkembangan yang positif.
“Hingga pertengahan tahun 2025, jumlah profesor aktif di USK telah mencapai 225 orang, atau lebih dari 10% dari total dosen. Ini adalah capaian strategis yang akan terus kami dorong,” ujarnya.
Rektor juga menekankan pentingnya pemerataan distribusi keilmuan lintas bidang. Ia mendorong para Lektor Kepala, khususnya dari rumpun ilmu sosial dan humaniora, untuk segera menapaki jenjang profesor.
Pada momen pengukuhan tersebut, masing-masing profesor menyampaikan orasi ilmiah sesuai bidang keahliannya. Prof. Elly Kesumawati, misalnya, memaparkan keberhasilannya dalam mengembangkan varietas cabai lokal yang lebih tahan terhadap serangan virus, yang sangat membantu petani dalam menjaga hasil panen dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Prof. Helmi menawarkan solusi pengelolaan air melalui sistem pompanisasi dan pembangunan waduk sebagai upaya menghadapi kekeringan dan banjir, termasuk penerapan metode neraca air untuk menjaga ketersediaan air sepanjang musim.
Sementara itu, Prof. Erwin menjelaskan inovasi dalam penyembuhan luka pada hewan menggunakan bahan alami seperti kulit ikan mujair dan plasma darah. Ia juga menciptakan alat untuk menangani hernia pada hewan, serta berperan aktif dalam konservasi satwa liar di Aceh.
Prof. Rita Khathir, ahli teknologi pascapanen, menggarisbawahi pentingnya modernisasi produksi pliek-u sebagai warisan kuliner khas Aceh. Ia mengembangkan alat dan metode seperti pengering terowongan Hohenheim, alat pengepres hidrolik, serta teknik pengemasan modern guna mendukung UMKM lokal.
Di sisi lain, Prof. Rahmat Fadhil memfokuskan kajiannya pada penguatan nilai tambah produk pertanian, seperti kopi Gayo, melalui pendekatan agroindustri. Ia turut mengembangkan metode pengambilan keputusan yang mendukung kebijakan pengembangan industri daerah.
Adapun Prof. Teuku Ahmad Yani meneliti transformasi Usaha Dagang (UD) menjadi Perseroan Terbatas Perseorangan sebagai langkah strategis dalam pemberdayaan UMKM. Gagasannya membuka akses terhadap permodalan dan penguatan kelembagaan bagi pelaku usaha kecil.
Rektor USK menutup sambutannya dengan harapan agar para profesor baru terus menghadirkan inovasi dan pemikiran transformatif yang memperkuat posisi USK sebagai pusat unggulan riset dan cahaya ilmu pengetahuan bagi peradaban.
“Kami berharap kepakaran para profesor ini memberikan dampak nyata bagi perubahan di masyarakat. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kampus Berdampak (Diktisaintek Berdampak), di mana perguruan tinggi menjadi aktor utama dalam mendorong perubahan,” katanya.
Ia juga menegaskan peran penting profesor dalam menghadapi tantangan global. “Para profesor harus hadir memberi solusi terhadap isu perubahan iklim, krisis pangan, dan ketimpangan ekonomi. Dengan keilmuan tinggi yang dibarengi akhlak mulia, para profesor USK diharapkan menjadi cahaya moral dan intelektual bagi bangsa ini,” tutup Rektor. (b04)