Sumut

1.258 Ha Padi Dan 35,7 Tanaman Holtikultura Di Madina Terendam Banjir

1.258 Ha Padi Dan 35,7 Tanaman Holtikultura Di Madina Terendam Banjir
Kecil Besar
14px

PANYABUNGAN (Waspada.id): Tanaman padi sawah seluas 1.258 Ha dan hortikultura sekitar 35,7 Ha, saat terendam banjir, kata Kepala Dinas Pertanian Madina, Taufik Zulhandra Ritonga, SP, MM.

“Data yang masuk dari berbagai daerah terdampak banjir, sejak 22 – 27 November 2025, 1.258 hektare tanaman padi terendam dan 35,7 hektare tanaman holtikultura juga terendam,” ujar Kadis Pertanian Madina, Taufik Zulhandra Ritonga, Kamis (27/11/2025) ketika dihubungi melalui WhatsApp.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kata dia, data yang masuk bersifat sementara dan belum final, karena masih banyak data yang belum masuk dari berbagai desa terdampak banjir.

Informasi yg dihimpun Wartawan di sejumlah Desa terdampak banjir, bahwa curah hujan yang terus menerus mengguyur Kabupaten Mandailing Natal dalam sepekan terakhir ini mengakibatkan luapan banjir di sejumlah kawasan, termasuk di Kecamatan Hutabargot.

Puluhan hektare padi berumur satu bulan disapu air banjir yang meluap dari sungai Aek Dolok, tidak jauh dari Kantor Pemerintahan Desa Sayurmaincat.

“Inilah kondisinya, air keruh kuning, kental bercampur lumpur, pasir, batu bahkan potongan kayu lapuk,” ucap Sunnun, salah satu warga Desa Sayurmaincat yang sawahnya menjadi korban luapan banjir.

Sunnun pun menunjukkan asal luapan air banjir dari pinggiran Aek Dolok. ”Itu dia, ada beberapa pohon kelapa tumbang dihantam banjir, tadinya ini masih kecil, tapi hujan tadi malam menyebabkan luapan besar ini,” ucap Sunnun.

Menurutnya, luapan air banjir yang menimpa sawah warga akibat pengerukan badan Aek Dolok yang tidak tuntas.

”Pengerukan kemarin hanya sampai di sini, kemungkinan sampai batas ini terdapat tumpukan pasir dan sampah sehingga air meluap ke sawah ini, aturannya air ini sudah sampai ke Desa Mondan”, ucapnya.

Ia menyebutkan, turun tanam kali ini dipastikan gagal karena padi sudah ditimbun lumpur, pasir dan batu. ”Butuh kerja keras untuk membenahi sawah ini, cocoknya ditanami pisang”, katanya sambil tersenyum.

Luapan Air Lubang Tambang Ilegal

Terpisah warga Sayurmaincat lainnya, Udin dan Emeh meyakini, kondisi air yang kuning kental disertai pasir dan bebatuan berasal dari lubang – lubang tambang ilegal yang saat ini sangat marak di perbukitan Aek Dolok Desa Sayurmaincat.

”Kalau hanya tanah longsor tidak mungkin seperti ini, airnya kuning kental persis tanah ampas galundung”, tambahnya mereka.

Diketahui, hujan yang melanda Kabupaten Madina setidaknya 1 minggu terakhir ini telah mengakibatkan banjir, longsor dan jalan amblas di berbagai kawasan.

Bahkan, sejumlah wilayah di Pantai Barat saat ini terisolir dan tidak dapat dilalui kenderaan, sehingga menyulitkan untuk penyaluran bantuan ke warga terdampak.

Bukan hanya itu, Bupati Madina sejak Rabu (26/11) bersama Forkopimda telah menetapkan status Darurat Bencana Mandailing Natal untuk 14 hari ke depan .

Hingga hari ini, Kamis (27/11) pukul 16.30 WIB, hampir di 404 desa/kelurahan di 23 kecamatan masih turun hujan. (Id100)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE