SERGAI (Waspada.id): Sebanyak 14 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) mengalami keterlambatan pasokan bahan bakar minyak (BBM).
Pantauan Waspada.id di beberapa titik sepanjang jalur lintas Sumatera wilayah Serdang Bedagai, Senin (1/12/2025), menunjukkan antrean panjang sepeda motor dan mobil di sejumlah SPBU yang masih memiliki stok Pertalite dan Pertamax maupun jenis solar.
Kekosongan BBM tak terhindarkan memicu antrean kendaraan mengular hingga berjam-jam. Warga terpaksa menunggu lama demi mendapatkan BBM.
“Kami rela antre berjam-jam, yang penting dapat Pertalite atau Pertamax di beberapa SPBU sudah kosong,” ujar L warga Sei Rejo Sei Rampah saat ditemui Waspada.id.

Menurut sumber terpercaya inisial M, yang mengetahui kondisi pasokan, terdapat 14 SPBU yang terdampak, termasuk SPBU di kawasan rest area A. Sementara di rest area B stok BBM masih ada namun juga mengalami antrean.
Ia menduga, krisis terjadi akibat kapal tanker pengangkut BBM tidak dapat bersandar di Pelabuhan Belawan. “Diduga Kapal tidak bisa sandar, jadi pasokan ke SPBU terhambat. Itu sebabnya semua stok cepat habis,” katanya.
Menurut M, selain masalah teknis di pelabuhan, bencana alam berupa banjir yang melanda sejumlah wilayah dan putusnya akses jalan tol dari Pakam Deli Serdang menuju Serdang Bedagai Tebing Tinggi iuga memperparah terputusnya distribusi BBM dari Pertamina ke SPBU- SPBU di Sergai.
” Gangguan logistik ini mengakibatkan wilayah Sergai mengalami kekosongan stok lebih cepat dari biasanya,” ujarnya kepada Waspada.id di Sei Rampah.Senin (1/12/2025). Siang.
M, menegaskan, sepanjang ini Pertamina tetap berusaha mendistribusikan pasokan BBM di seluruh SPBU Serdang Bedagai meskipun terjadi keterlambatan.
Sementara, Dikutip dari siaran Pers pada 26 November 2025.Pertamina Patra Niaga Sumbagut maksimalkan seluruh upaya untuk jaga ketersediaan BBM masyarakat.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan seluruh langkah yang diperlukan terus dioptimalkan untuk menjaga kelancaran suplai BBM kepada masyarakat.
Hal ini dilakukan menyusul tertundanya proses sandar dua kapal pengangkut BBM yang sejak 23 November 2025 belum dapat melakukan bongkar muat akibat cuaca ekstrem di perairan Belawan.
Selama tiga hari terakhir, kondisi gelombang tinggi dan angin kencang di area Single Point Mooring (SPM) Belawan menyebabkan dua kapal yang membawa pasokan Pertalite dan Biosolar belum dapat sandar, meskipun secara posisi keduanya sudah berada di titik siap sandar.
Disebutkan, poses tidak dapat dilakukan karena aspek keselamatan operasional menjadi prioritas utama ketika cuaca berada pada kategori tidak aman.
Lebih lanjut dalam siaran pers nya, area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan bahwa Pertamina terus melakukan percepatan mitigasi agar distribusi BBM tetap terjaga.
“Pertamina melakukan segala upaya yang diperlukan untuk memastikan suplai tetap aman. Kami telah menyiapkan alih suplai dari Fuel Terminal terdekat serta meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Saat ini tantangan terbesar adalah kondisi cuaca ekstrem yang membuat proses sandar belum dapat dilakukan,” ungkap Fahrougi.
Sebagai bentuk mitigasi, Pertamina telah melakukan alih suplai (RAE) Pertalite dan Biosolar dari IT Lhokseumawe, FT Siantar, dan IT Dumai. Skema prioritas penyaluran juga diterapkan untuk menjaga ketersediaan di SPBU yang memasuki kategori stok kritis.
Selain itu, penyaluran produk alternatif seperti Pertamax dan Pertamina Dex turut dimaksimalkan untuk mendukung kebutuhan energi masyarakat selama proses pemulihan suplai.

Pertamina juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan aparat terkait untuk memastikan situasi di lapangan tetap kondusif. Apabila cuaca mulai memungkinkan dan proses sandar dapat dilakukan hari ini, maka penyaluran Biosolar diperkirakan kembali normal malam ini, sementara Pertalite diproyeksikan normal pada 27 November 2025.
Pertamina mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap membeli BBM maupun LPG sesuai kebutuhan. “Kami memastikan seluruh langkah percepatan terus dilakukan, dan suplai akan segera kembali normal begitu kondisi cuaca memadai untuk proses sandar,” tambah Fahrougi.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut terus melakukan monitoring harian serta penyesuaian pola suplai hingga kondisi penyaluran kembali stabil sepenuhnya. Informasi lebih lanjut mengenai layanan dan kondisi suplai energi dapat diperoleh melalui Pertamina Contact Center 135.
Hingga berita ini ditayangkan, masyarakat masih memadati beberapa SPBU yang tersisa stoknya. (id31/BS)












