TANJUNGBALAI (Waspada): Sebanyak 20 Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural nyaris menjadi korban perdagangan gelap manusia setelah nekat menyeberangi laut tanpa dokumen resmi.
Namun, nasib berkata lain, mereka berhasil diselamatkan Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Tanjungbalai Asahan dalam patroli rutin di Perairan Asahan, Rabu (14/5).
Kapal Motor (KM) Sari Ulan GT. 15 yang mengangkut mereka dihentikan tim patroli F1QR saat berlayar di jalur rawan penyelundupan. Para penumpang, terdiri dari 18 pria dan 2 wanita, berasal dari berbagai daerah seperti Tanjungbalai, Asahan, Aceh, NTB, Jawa Barat, Lampung, dan Jambi.

Komandan Lanal Tanjung Balai Asahan, Letkol Laut (P) Agung Dwi H.D., membenarkan penindakan tersebut dan menyebut tindakan cepat ini menyelamatkan puluhan nyawa dari risiko kejahatan lintas negara.
“Bayangkan jika mereka lolos dan jatuh ke tangan jaringan ilegal di luar negeri. Mereka bisa dieksploitasi, bahkan tidak kembali,” ujar Danlanal.
Para PMI mengaku tergiur bujuk rayu oknum calo yang menjanjikan pekerjaan di luar negeri dengan upah tinggi. Namun tak satu pun dari mereka memiliki dokumen resmi seperti visa kerja atau kontrak kerja.
Mereka kini telah diamankan untuk pendataan dan pemeriksaan barang bawaan, sebelum diserahkan ke Imigrasi Kelas II Tanjungbalai Asahan.
Sementara itu, nakhoda kapal tengah menjalani pemeriksaan intensif guna mengungkap jaringan penyelundupan di balik aksi ini.

Danlanal menegaskan, penindakan ini merupakan wujud pelaksanaan perintah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, yang memerintahkan peran aktif TNI AL dalam menegakkan hukum di laut dan mencegah kejahatan maritim, termasuk perdagangan gelap manusia.
“Kami akan terus perketat patroli, demi memastikan perairan Indonesia bukan jalur aman bagi pelaku kejahatan,” ucap Danlanal. (a21/a22).












