Scroll Untuk Membaca

SumutHeadlines

200 Ekor Lembu Diduga Diracun, GM PTPN 4 Regional 1 Asahan Enggan Hadapi Warga

200 Ekor Lembu Diduga Diracun, GM PTPN 4 Regional 1 Asahan Enggan Hadapi Warga
Pengunjuk rasa saling dorong dengan petugas keamanan Polres Asahan saat aksi di PTPN Regional 1 Distrik Asahan terkait matinya 200 lembu warga diduga diracun. Waspada/Sapriadi
Kecil Besar
14px

SETIAJANJI, Asahan (Waspada): Sejumlah masyarakat dua kecamatan (Setiajanji dan Buntupane) di Kab Asahan melakukan aksi unjukrasa terkait kematian 200 lembu diduga diracun, namun General Manager (GM) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Regional 1 Distrik Asahan enggan menghadapi warga, mengakibatkan nyaris bentrok dengan pihak kepolisian.

Aksi demo ini di depan kantor PTPN Regional 1 Distrik Asahan, Selasa (4/6), dibantu mahasiswa sebagai orator, warga berunjukrasa di depan umum, dengan pengawalan oleh personel Polres Asahan dan dibayangi oleh security perkebunan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

200 Ekor Lembu Diduga Diracun, GM PTPN 4 Regional 1 Asahan Enggan Hadapi Warga

IKLAN

“Ini unjukrasa yang ketiga kali, dan unjukrasa ini tidak ada titik temu, dan GM PTPN Regional 1 Distrik Asahan tidak mau menghadapi kami dengan alasan lagi keluar,” jelas salah satu pengunjukrasa, Ragino warga Kec Setiajanji.

Menurutnya GM arogan, dan tidak menghormati masyarakat sekitar dan hal ini dinilai berlawanan dengan slogan BUMN yang mengutamakan akhlak.

“Sampai sekarang tidak ada penjelasan dari PTPN Regional 1 Distrik Asahan,” jelas Ragino.

Ragino menjelaskan, unjukrasa ini dikarenakan sejak tahun lalu sekitar 200 lembu warga yang berada di wilayah perkebunan mati diduga diracun. Dugaan itu dikuatkan karena di sekitar lembu yang mati ditemukan sabun batangan yang dicampur dengan air emas.

200 Ekor Lembu Diduga Diracun, GM PTPN 4 Regional 1 Asahan Enggan Hadapi Warga
Warga memperlihatkan sabun batangan yang diberi air emas sebagai racun yang ditemukan warga di sekitar lembu yang mati di wilayah perkebunan PTPN Regional 1 Distrik Asahan. Waspada/Ist

Tidak hanya itu, pihak perkebunan tidak memberikan pengumuman terkait pemberitahuan itu, sehingga banyak lembu warga yang menjadi korban dan mengalami kerugian yang cukup besar.

“Lembu sangat suka dengan sabun batangan, dan bila sabun batang dicampur dengan air emas dijilati lembu, lembu akan mati seketika,” jelas Ragino.

Permintaan para pengunjukrasa sangat sederhana, kata Regino, meminta penjelasan terkait masalah ini, serta pihak perkebunan memberikan izin atau bersinergi terkait wilayah untuk lembu, karena beternak lembu sebagai pendapatan masyarakat, baik itu untuk kebutuhan ekonomi keluarga dan biaya pendidikan.

“Lembu saya mati enam ekor, kami inginkan ke depan masyarakat dan perkebunan bisa bersinergi, sehingga ternak lembu warga bisa terus berkembang,” jelas Ragino.

Sedangkan Karyawan Pelaksana Bagian Umum PTPN Regional 1 Distrik Asahan Sihaloho, saat menghadapi masyarakat mengatakan bahwa GM sedang tidak berada di tempat, dan dirinya hanya pekerja dan tidak bisa mengambil keputusan, namun pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Asahan untuk dilakukan mediasi di Polres Asahan terkait masalah ini.

“Kami akan melakukan koordinasi dengan Polres Asahan akan mediasi ini bisa dilakukan,” jelas Sihaloho.

Hingga berita ini dikirimkan, aksi unjukrasa ini terus berjalan, karena pengunjuk rasa belum mendapatkan penjelasan, sebelumnya aksi ini nyaris bentrok dan saling dorong, namun Kapolsek Setiajanji Polres Asahan AKP JT Siregar mampu mengantisipasi situasi. (a02/a19/a20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE