BINJAI (Waspada): Sebanyak 6000 meteran air ke pelanggan milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Binjai, disebutkan dalam kondisi rusak. Akibatnya, perusahaan plat merah itu menelan kerugian cukup besar.
Plt Dirut PDAM Tirtasari Binjai, Ashari ST, ketika dikonfirmasi via selulernya baru-baru ini, tidak menepis terkait kerusakan meteran air ke pelanggan tersebut. “Bukan tidak ada meteran ya, tapi ada 6000 meteran air ke pelanggan yang rusak,” sebut Ashari.
Ashari mengakui, kerusakan meteran air ke pelanggan tentunya membuat PDAM Tirtasari menjadi rugi hingga Rp4.839.000.000 per tahunnya.
Dia menjelaskan, volume air di distribusikan sebanyak 4.077.460 M3. Sedangkan volume air terjual 2.432.638 M3 dengan tingkat kehilangan air mencapai 1.644.822 M3 atau 40%.
“Jika 50 % dari 1.644.822 adalah kehilangan air non fisik akibat meteran pelanggan yang sudah rusak, hal itu sama dengan 822.411 M3. Kalau dinilai uangkan dikali tarif rata-rata di PDAM Tirtasari 5.884, maka menjadi Rp4.839.000.000,” terangnya.
“Jadi potensi kehilangan uang perusahaan setiap tahun akibat dari 6000 SR atau meteran pelanggan yang sudah rusak adalah Rp4.839.000.000,” tambahnya.
Ashari juga mengakui, untuk mengganti 6000 meteran yang rusak membutuhkan biaya yang cukup besar. “Untuk mengganti satu meteran anggarannya mencapai Rp400 ribu, jika dikali 6000, maka total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp2,4 miliar,” tuturnya.
Sedangkan saat ini, sambung Ashari, kondisi PDAM hanya mampu menutupi biaya operasional setiap bulan. “Solusi gak ada yang lain, harus dibantu Pemko Binjai selaku pemilik usaha,” bebernya.
Terkait jumlah karyawan yang tidak sesuai dengan jumlah pelanggan, Ashari juga tidak menepis hal tersebut. “Pegawai PDAM 102, honor 2, satpam 8, pekerja harian lepas/cs, 5, total 122,” ungkapnya.
Seharusnya, sebut Ashari, dengan jumlah 13.182 pelanggan, jumlah karyawan PDAM Tirtasari idealnya 80 orang. “Jadi kalau kelebihan pegawai dari jumlah yang seharusnya memang ada. Tapi sudah termasuk semua yang non organik seperti satpam dan cs,” terangnya.
Diketahui, saat ini PDAM Tirtasari sedang disorot oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Binjai. Dua eks dirut perusahaan itu pun sudah diperiksa penyidik terkait dugaan korupsi penyertaan modal tahun anggaran 2016-2021. (a34)