SAMOSIR (Waspada): Air Danau Toba keruh di sepanjang garis pantai yang berada di kawasan Waterfront City Pangururan hingga ke Desa Tanjung Bunga, Kec. Pangururan, Kab. Samosir terjadi sejak beberapa hari lalu. Kondisi ini mengakibatkan ikan di kawasan tersebut mati.
Kadis Lingkungan Hidup (Lindup) Samosir Edison Pasaribu mengutarakan, fenomena tersebut terjadi karena cuaca ekstrem yang terjadi sejak tanggal 10 Juli 2025. Angin kencang yang mengakibatkan lumpur pada dasar danau terangkat mengakibatkan perairan menjadi keruh.
“Angin kencang mengakibatkan ombak hingga satu meter ini membuat lumpur terangkat ke permukaan danau. Dan hasil laboratorium, air keruh tersebut mengakibatkan kadar oksigen dalam air menurun. Sehingga, ikan yang berada di kawasan tersebut mati,” jelasnya, Selasa (22/7).
“Soal pastinya berapa kerugian masyarakat sekitar, kita belum bisa pastikan. Namun infomasi dari masyarakat, kerugian mencapai Rp10 miliar,” lanjutnya.
Ia jelaskan, fenomena alam ini terjadi pada siklus lima tahunan. Pasalnya, hal sama sudah terjadi pada lima tahun lalu.
“Ini merupakan fenomena alam yang terjadi sekali dalam lima tahun. Hal sama juga terjadi pada lima tahun yang lalu. Ikan di sana mati karena air keruh,” tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Tetty Naibaho kepada Waspada juga membenarkan kejadian tersebut. “Menurutku sebagai warga yang tinggal di Samosir, kemungkinan karena ombak besar yang disebabkan angin kencang/cuaca ekstrem,” ucapnya.(cvs)