BESITANG (Waspada.id): Material tanah yang tergerus air hujan dari lokasi proyek PT MTT di Lingk I, Kel. Kampung Lama, Kec. Besitang, menerjang sejumlah rumah warga di Kel. Bukit Kubu, Senin (10/11) malam.
Air hujan yang turun cukup deras pada malam itu menyeberang dari dataran tinggi yang berada di lokasi proyek ke jalan nasional. Air bercampur material tanah menerjang rumah warga di beberapa lingkungan Kel. Bukit Kubu.
Abubakar Sidiq, warga Lingk II saat ditemui waspada.id di lokasi proyek mengatakan, air hujan yang bercampur material lumpur masuk ke dalam rumahnya. “Airnya cukup deras bak seperti air bah,” ujar pria gaek tersebut.
Sidiq menjelaskan, akibat terjangan air deras yang bercampur lumpur tersebut, rumahnya terendam lumpur dan peralatan elektronik miliknya, seperti televisi dan mesin cuci habis terendam.
Peristiwa banjir lumpur juga dialami, Eka, pedagang kedai nasi yang berada di kawasan dekat Simpang Bukit Mas. Akibat genangan lumpur, ia tak dapat berjualan. “Lumpur yang masuk ke rumah tebalnya semata kaki,” ujar ibu dari satu anak itu, Selasa (11/11).
Dampak yang sama juga dirasakan Ilhamsyah Putra. Rumah tokoh masyarakat yang juga politisi dari Partai Golkar itu terendam air bercampur lumpur tebal yang dibawa air hujan dari lokasi proyek yang datarannnya lebih tinggi.
Menurut dia, jumlah warga yang terdampak cukup banyak, bahkan ada beberapa rumah warga yang pintunya jebol akibat terjangan arus deras air yang bercampur material tanah.

Menurut dia, peritiwa seperti ini sebelumnya tak pernah terjadi. “Kalau pun curah hujan deras, paling air menggenangi pemukiman masyarakat tanpa ada bercampur material lumpur,” ujar Ilham.
Ia mengatakan, atas peristiwa alam ini, warga menuntut kepada kontraktor yang menangani proyek ini agar membangun irigasi yang baik untuk mencegah agar apabila hujan deras air tidak meluap ke permukiman warga.
Kemudian, lanjutnya, warga yang terdampak meminta ganti rugi atas dampak kerusakan yang ditimbulkan. “Pada prinsipnya kami mendukung dibangunnya industri di daerah ini, tapi perusahaan harus memperhatikan aspek lingkungan,” pintanya.
Secara terpisah, Lurah Bukit Kubu, Rahmatsyah, dikonfirmasi waspada.id belum dapat menjelaskan berapa jumlah rumah warga yang terdampak banjir lumpur. “Saat ini kami masih melakukan proses pendataan di lapangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mencari solusi atas tuntutan warga, pihaknya bersama-sama dengan warga, termasuk camat dan personil Polsek Besitang akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari perusahaan.
Lurah Kampung Lama, Jamaluddin Hasibuan, yang turun meninjau ke lokasi mengatakan, warganya yang terdampak luapan air hujan jumlahnya relatif kecil, dibanding dengan warga di Kel. Bukit Kubu. “Hanya sebagian kecil saja warga yang terdampak,” katanya.
Pantauan waspada.id, sejumlah warga tampak bekerja ekstra membersihkan material tanah lumpur di dalam rumah mereka. Bahkan, sebagian warga menggunakan kompresor untuk menyemprot sedimentasi lumpur tebal.
Sementara, satu unit excavator yang berada di lokasi proyek melakukan pengerukan parit di sisi jalan untuk melancarkan aliran air. Upaya Normalisasi parit ini untuk mengantisipasi luapan air ke permukiman warga apabila hujan kembali turun.(id24)












