Sumut

Akses Jalan Terputus, Korban Banjir Tapsel Bertahan Hidup Makan Ubi Dan Jagung

Akses Jalan Terputus, Korban Banjir Tapsel Bertahan Hidup Makan Ubi Dan Jagung
Warga bergotong-royong membersihkan lumpur yang menutup badan jalan menuju Dusun Sibara-bara, Simataniari. Waspada.id/ist.
Kecil Besar
14px

TAPSEL (Waspada.id) : Pasca terjadinya banjir bandang yang melanda Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), warga mengaku minim menerima bantuan logistik sehingga terpaksa masak nasi dicampur jaging atau ubi.

Informasi diperoleh Waspada.id, Jumat ( 5/12/2025), dua dusun yang menjadi bagian dari wilayah Desa Simataniari yakni Dusun Sibara-bara dan Dusun Setia Baru telah ditimpa bencana banjir bandang akibat tongginya intensitas hujan yang memicu meluapnya sungai hingga menerjang pemukiman warga.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Ratusan warga yang mendiami kedua dusun tersebut terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri pasca terjadinya bencana banjir, akses jalan kedaerah itu terputus karena dipenuhi lumpur yang cukup tebal. Mirisnya bantuan yang diterima warga tergolong cukup minim.

Kepala Desa Simataniari, Hasian Harahap, mengatakan bantuan yang diterima warga hingga saat ini baru berasal dari PLTA Batang Toru sekira 500 kilogram beras, serta 250 kilogram beras dari kelompok masyarakat di Kota Pinang.

“Selain itu belum ada bantuan lain yang masuk ke desa kami,” ujar Kades sambul menjelaskan bahwa banjir yang terjadi 24 November 2025 telah merendam dua dusun, yaitu Dusun Sibara-bara dan Dusun Setia Baru.

Bencana itu memaksa lebih dari 700 jiwa dari sekitar 187 kepala keluarga di dua dusun itu mengungsi ke lokasi yang lebih aman. “Sejak banjir hingga sekarang belum banyak pihak yang datang melihat kondisi masyarakat yang terdampak. Persediaan pangan sangat minim, sehingga sebagian warga terpaksa makan campuran ubi dan jagung agar cukup untuk bertahan hidup,” tuturnya dengan nada lirih.

Minimnya logistik yang diterima mereka, ucapnya, diperparah dengan akses jalan yang terputus. Sebagian pengungsi terpaksa membangun tenda darurat secara swadaya di kawasan perbukitan, sementara lainnya memilih tinggal sementara di rumah kerabat terdekat.

Warga kini bergotong royong membersihkan lumpur tebal yang menutupi badan jalan sepanjang tiga kilometer menuju dua dusun terdampak. “Tebal lumpurnya antara 50 sampai 60 sentimeter. Drainase juga tertutup dan halaman rumah warga masih dipenuhi lumpur,” kata Hasian.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapanuli Selatan, Idam Halid Pulungan, mengatakan seluruh bantuan sudah disalurkan hingga tingkat kecamatan. “Apakah distribusinya sampai ke warga secara keseluruhan, nanti akan kami cek kembali,” tururnya.

Camat Angkola Sangkunur, Daniel, menngatakan bahwa yang masuk ke Desa Simataniari, termasuk ke Susun Sibara-bara, bukan hanya dari PLTA, tapi termasuk dari pihak lain seperti KAHMI dan IOF, termasuk. Namun ia mengaku belum mendapat laporan lengkap mengenai Dusun Setia Baru.

“Memang ada informasi bantuan belum terbagi merata. Itu yang akan kami pastikan kembali,” jelas Camat. (id46).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE