TANJUNGBALAI (Waspada) : Dalam aksi unjuk rasa yang tak biasa, sekelompok aktivis dari Koalisi Aktivis Pemberantas Korupsi (KAPK) Kota Tanjungbalai melakukan aksi demonstrasi dengan cara yang unik, Senin (2/9).
Mereka masuk ke dalam peti es sebagai bentuk protes atas dugaan korupsi dana hibah di Politeknik Tanjungbalai (Poltan) tahun 2022 senilai lebih dari dua miliar rupiah. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas dugaan penyelewengan anggaran yang merugikan negara.
Aksi yang digelar di depan Kejaksaan Negeri Tanjungbalai ini bertujuan untuk mendesak Korps Adhyaksa segera menindaklanjuti laporan dugaan korupsi yang telah dilaporkan. Para demonstran menilai, kasus ini sangat serius dan perlu penanganan yang cepat dan tuntas.

Dalam laporannya, KAPK menduga adanya indikasi penyalahgunaan wewenang, mark-up anggaran, dan bahkan temuan fiktif dalam pengelolaan dana hibah sebesar Rp2,8 miliar oleh oknum DS dkk. Dugaan penyelewengan ini meliputi pelaksanaan program studi baru, pemberian upah kepada oknum dosen yang tidak sesuai prosedur, serta tata kelola dana hibah yang tidak transparan.
Menanggapi aksi unjuk rasa tersebut, Kepala Kejaksaan Negeri Tanjungbalai, Yulianti Ningsih, melalui Kasi Intelijen, Andi Syahputra Sitepu menyampaikan, pihaknya telah meneruskan laporan dugaan korupsi ini ke Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menghindari duplikasi pemeriksaan dan memastikan proses hukum berjalan dengan baik.
Aksi Unik Tuai Perhatian

Aksi unik para demonstran yang masuk ke dalam peti es berhasil menarik perhatian publik. Aksi ini dianggap sebagai bentuk keputusasaan dan kegelisahan masyarakat atas maraknya kasus korupsi di Indonesia, khususnya di sektor pendidikan. Para demonstran berharap agar kasus dugaan korupsi di Poltan Tanjungbalai dapat segera diusut tuntas dan para pelaku dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya.
“Seret para koruptor ke meja hijau, Bersihkan dunia pendidikan dari korupsi,” tegas demonstran
Sementara, warga yang melintas mendukung aksi yang dilakukan demonstran. Mereka juga ingin agar para pelaku ditangkap dan dihukum sesuai aturan yang berlaku.
“Dugaan korupsi dana hibah berdampak negatif terhadap kualitas pendidikan di Politeknik Tanjungbalai,” ujar Reza, 35, seorang pengguna jalan.
Menurutnya, dunia pendidikan sebagai lembaga terdepan untuk mencerahkan masa depan bangsa, tidak boleh tercoreng oleh ulah segelintir oknum yang ada di sana. (a21/a22).