AEKKANOPAN (Waspada): Eksploitasi pengambilan material batuan sirtu (pasir dan batu) di aliran Sungai Kualuh di Desa Kuala Beringin Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara dikhawatirkan kembali membuat longsornya makam Tengku Raden yang merupakan salah satu situs budaya daerah.
Padahal, melalui dana darurat bencana pada tahun 2022 Pemkab Labura telah menggelontorkan anggaran senilai Rp920 juta lebih untuk perbaikan tembok penahan di lokasi makam Tengku Raden dan perbaikan jembatan rambin penyeberangan yang menghubungkan ke lokasi makam.
Pasalnya, kegiatan penambangan batuan menggunakan alat excavator ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari lokasi makam Tengku Raden dan jembatan rambin yang berada di hulu lokasi galian.
Di mana pengerukan batu sirtu terlihat langsung dilakukan di aliran sungai Kualuh bahkan mengubah bentuk sungai untuk dijadikan badan jalan truk pengangkut material.
Salah seorang warga yang merasa keberatan akan aktivitas galian ini menyampaikan, jika ia mengkhawatirkan akan kembali longsornya makam Tengku Raden dan pondasi jembatan penyeberangan yang digunakan warga untuk mengeluarkan hasil pertanian mereka.
“Sudah hampir seminggu ini mereka bekerja, tiap hari ada puluhan truk memuat batu sirtu yang diambil langsung dari sungai, kita khawatir jembatan ini kembali longsor seperti beberapa bulan lalu,” ucap warga yang mengaku bernama Pane, Senin (23/10).
Sementara itu, Kepala Desa Kuala Beringin, Syamsir Tampubolon saat ditanyai, Senin (23/10) akan aktivitas galian C ini melalui pesan whatsaap mengatakan, ” Ada bang,” jawabnya singkat saat ditanyai apakah dirinya ada menerima pemberitahuan akan kegiatan penambangan batuan di aliran Sungai Kualuh di wilayah desanya.
Bahkan Syamsir Tampubolon memberitahukan, jika galian C tersebut dikelola oleh seseorang berinisial RP. (Cim)