PANGKALANSUSU (Waspada): Infrastruktur jalan selama puluhan tahun rusak parah tak kunjung diperbaiki, Anak Muda Pangkalansusu (AMPAS) melakukan aksi damai ke DPRD dan kantor Bupati Langkat di Stabat, Senin (23/5).
Awalnya AMPAS berencana berjalan kaki ke Stabat dengan menempuh perjalanan sejauh 70 Km. Namun, karena pertimbangan faktor keamanan di jalan raya, pihak kepolisian memohon kepada para pengunjurasa untuk menaiki kenderaan mobil.
Warga pun akhirnya bergerak dari terminal Pangkalansusu, kemudian menuju ke ibu kota kabupaten untuk menyampaikan aspirasi dan sekaligus menyerahkan petisi yang telah ditandatangani oleh ratusan warga kepada Plt Bupati Langkat.
Mereka kecewa terhadap Pemkab Langkat, termasuk kepada Pemprovsu karena selama ini inprastruktur jalan kabupaten dan jalan provinsi di daerah mereka dibiarkan kupak kapik selama puluhan tahun, tanpa ada perhatian dari pihak pemerintah daerah.
Aksi yang disebut gila untuk menyadarkan yang waras dari kalangan anak muda asal ‘kota minyak’ Pangkalansusu ini menjadi perhatian luas masyarakat, termasuk para pengendara yang melintas di jalan nasional Medan – Aceh.
Koordinator lapangan aksi AMPAS Fikar kepada Waspada mengatakan, hampir merata ruas jalan di daerah mereka kondisinya rusak dan banyak berlubang. “Ironis, daerah penghasil Migas dan energi listrik, tapi pembangunan inprastruktur jalannya kupak kapik,” ujarnya.
Fikar menegaskan, tuntutan mereka hanya satu, yaitu perhatikan pembangunan jalan di daerah mereka. Jika tuntutan tidak digubris, maka AMPAS akan terus menggelorakan aspirasi masyarakat kepada pemerintah daerah.
Dia mengatakan, para pengguna jalan sering mengalami kecelakaan, tapi kenapa pejabat di daerah ini sepertinya tidak mau membuka mata. Aksi ini sebagai akumulasi kekesalan warga terhadap pemerintah daerah yang dinilai kurang peduli.
“Aksi kami hari ini murni dari masyarakat, tanpa ada ditunggangi oleh kepentingan dari Parpol, Ormas dan kelompok mana pun,” kata Fikar seraya berharap, aksi ini dapat berjalan damai.
Akumulasi kekecewaan warga dinilai sejumlah kalangan sangat beralasan mengingat daerah ini memiliki kontribusi cukup besar sebagai penyumbang devisa negara dari sektor Migas dan energi listrik. Wajar warga kecewa karena pembangunan inprastruktur kurang mendapat perhatian. (a10)












