EkonomiSumut

Antrean Massa Di SPBU Viral, Kebutuhan Atau Sikap Protes

Antrean Massa Di SPBU Viral, Kebutuhan Atau Sikap Protes
TERPANTAU antrean panjang di SPBU Kasman Lizar, sebelum stok BBM habis, Kamis (4/12) jelang siang. (Waspada.id/Khairul Boangmanalu)
Kecil Besar
14px

FAKTA antrean panjang, bahkan berkilo-kilometer dua arah berlawanan pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di hampir semua daerah Sumut dan Aceh, menyusul musibah banjir dan longsor akhir November 2025 lalu menjadi viral hingga saat ini agaknya perlu menjadi pertanyaan.

Pertanyaannya, apakah sebatas untuk memenuhi kebutuhan kendaraan atau sebagai bentuk protes warga terhadap kebijakan Pengelola SPBU atau pemerintah setempat soal penjatahan BBM bagi setiap pemilik kendaraan, atau ada faktor lain, seperti isu yang berkembang ‘penimbunan BBM’.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Masalahnya, terpantau khusus untuk Kota Subulussalam pasca BBM mulai kosong, Kamis 27 November 2025 dan disusul BBM nyaris hilang dari lapak pengecer, kelangkaan BBM, Jumat (28/11) spontan menjadi viral. Makin viral, ada kios pengecer menjual BBM jenis pertalite Rp50 ribu per botol aqua ukuran besar (1,5 ml).

Ketika terkonfirmasi melalui media sosial akan masuk armada BBM ke SPBU Kasman Lizar, Jumat (28/11) malam, massa antre penunggu mulai berjejer di area SPBU itu sejak siang. Artinya, kepastian armada tiba belum jelas, namun pengantre sudah mulai menunggu beberapa jam sebelum BBM datang.

Bisa jadi salah satu alasan massa rela mengantre, karena tidak menerima sikap ‘oknum’ kios pengecer menjual BBM Rp50 ribu/botol aqua besar sehingga lebih memilih menunggu BBM datang ke SPBU meskipun hanya dibatasi dua hingga tiga liter/sepeda motor dan 10 hingga 15 liter/mobil pribadi.

Ketika antrean panjang hampir semua jenis kendaraan, baik roda dua, beca bermotor, mobil pribadi hingga truk sudah berjamjam menunggu, ternyata kemudian armada pengangkut BBM tiba di lokasi, Jumat (28/11) jelang, Sabtu (29/11) dinihari.

Proses bongkar hingga pelayanan konsumen berakhir ketika BBM oleh petugas disebut sudah habis.

Pada titik ini dilema muncul, bagaimana dengan para pengantre yang belum kebagian. Karena bukan tidak mungkin, yang tersisa bisa jadi masih lebih banyak dibanding dengan yang sudah terlayani.

Disebut menjadi dilema khusus bagi mereka yang belum kebagian, karena ada pilihan cabut dan kembali lagi kalau BBM datang, Minggu (30/11) siang atau malam, atau memutuskan menunggu saja sampai BBM tiba dengan waktu yang juga tidak pasti dan dalam waktu yang lama.

Fakta hingga hari ini, Kamis (4/12) jelang siang, antrean panjang tampak di SPBU Kasman Lizar, sementara di SPBU Safriadi Oyon kosong. Artinya, antrean bakal berulang, bahkan ketika BBM belum datang hingga BBM habis terjual. Faktor ini terjadi bisa saja karena pasokan BBM rata-rata dalam sehari hanya satu armada masuk, disusul pembatasan jatah BBM oleh pemerintah daerah.

Masalahnya hari ini, antrean panjang selalu tampak, stok BBM di SPBU tak banyak menyusul quota dari pihak Pertamina disebut terbatas. Namun terparah, kios pengecer seakan hilang sehingga kesan BBM langka benar-benar terjadi di kota ini.

Yang paling terdampak, banyak warga pemilik kendaraan tidak ikut ngantre dan tidak menemukan kios pengecer BBM untuk membeli BBM. Pilihannya, kendaraan terpaksa diparkir hingga menunggu pasokan BBM normal. Lalu, kapan normal.

Pemangku kebijakan daerah ini diharapkan mampu memberi solusi, dengan keterbatasan pasokan BBM dari Pertamina tetap saja seperti selama ini (pasca bencana), sehari satu armada, bisa jadi persoalan ini akan larut tanpa solusi. Terkesan, massa hanya fokus untuk antre beli BBM.

Runut masalah ini, dan menjawab tiga pertanyaan di atas sekaligus memberi solusi bijak, tentunya ada di tangan pemangku kebijakan dan jajarannya.

Antrean panjang sudah sepekan, kapan akan berakhir. (Waspada.id/id90)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE