DELISERDANG (Waspada): Bupati Deliserdang H. Ashari Tambunan angkat bicara terkait diberhentikan dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) untuk masa khidmad 2022-2027. Dia menyampaikan permintaan maafnya dan berterimakasih kepada PBNU.
“Intinya saya sangat memaklumi, menerima dan saya minta maaf kepada PB karena memang tidak bisa aktif dan tentu saja berterimakasih karena pernah diberi kesempatan sebagai pengurus PB,” kata Ashari Tambunan kepada wartawan, Jumat (15/9) di ruang kerjanya.
Ashari sebelumnya, menjabat sebagai Bendahara PBNU, mengakui bahwa perubahan susunan kepengurusan sudah lama didengarnya hingga keluar surat keputusan PBNU Nomor: 01.b/A.II.04/06/2023. “Jadi kabar tentang perubahan susunan kepengurusan di PBNU sebenarnya memang sudah lama saya dengar dan saya sangat memaklumi kalau PB kemudian mengambil keputusan untuk memperbaiki susunan kepengurusan,” akunya.
Ashari mengakui selama ini dirinya juga tidak mungkin aktif di PBNU. Selain punya kesibukan sebagai Bupati jarak juga mempengaruhi karena tinggal di Deli Serdang. Disebut pada saat awal pengangkatan hal itu juga sudah pernah ia ajukan. “Saya paham di PB itu kegiatan itu sangat luar biasa penuh dan sebetulnya ketika saya ditunjuk sebagai pengurus PB itu saya sudah pernah menyampaikan kepada PB bahwa ada kesulitan bagi saya untuk bisa aktif karena di sini saya juga aktif di Deliserdang,” ujar Ashari Tambunan.
“Memang menjadi pengurus PB itu harus punya waktu lebih, kegiatan di PB itu bukan hanya sebatas di kantor saja, kegiatan di PB itu juga berkunjung ke berbagai daerah,” tambahnya.
Saat ini, Ashari Tambunan terdaftar sebagai bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut I dari PKB, saat ditanya apakah ada kaitan pemberentiannya dari PBNU dengan dipilihnya Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Imin) menjadi Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) Anies Baswedan.
Ashari Tambunan dengan tegas menyebut tidak berkaitan hal itu. “Saya rasa saya tidak melihatnya ke situ, saya memang sudah merasa bahwa ini memang sudah sejak sebelum ada kondisi-kondisi yang tadi ditanyakan,” tegasnya.
Ashari Tambunan pun menyakini dengan tidak menjadi pengurus PBNU, tidaklah berdampak kepada berkurangnya suara pemilih untuk dirinya maju DPR RI. “Saya kira tidak lah, Ketua Umum PB sudah menyampaikan bahwa Nahdlatul Ulama sebagai sebuah organisasi yang besar yang bagi kami para warga NU organisasi yang selayaknya ditempatkan pada posisi yang sedemikian rupa yang tidak boleh dikaitkan dengan politik praktis, yang diperbolehkan adalah warga NU-nya boleh berpolitik praktis, tetapi lembaganya Nahdatul Ulama tidak boleh ditarik-tarik dalam kegiatan politik praktis dan saya pikir masyarakat, apakah dia masyarakat yang paham keagamaan Nahdatul Ulama saya pikir tidak pengaruh saya pikir,” ungkapnya. (a16/a01).