TAPSEL (Waspada.id): Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, melakukan panen perdana buah pisang hasil inovasi kemandirian pangan petani lokal anggota Kelompok Tani (Poktan) Gerhanas, Desa Sipange Godang, Kecamatan Sayurmatinggi, Minggu (2/11/2025)
“Atas nama Bupati dan seluruh masyarakat Tapanuli Selatan, saya sangat bangga sekaligus mengapresiasi inovasi kemandirian petani lokal kita, yang membudidayakan pisang varian Pisang Barangan ini,” sebut Gus Irawan.

Bupati, Wakil Bupati Jafar Syahbudin Ritonga, Ketua TP PKK Murni Gus Irawan dan Wakil Ketua DPRD Tapsel Abdul Basith Dalimunthe terkesima saat mendengar laporan Plt. Kadis Pertanian Taufik Batubara.
“Setiap pohon pisang yang ditanam Poktan Gerhanas menghasilkan satu tandan berisi minimal 10 sisir. Setiap sisirnya berisi 10 sampai 12 buah. Ini luar biasa apalagi variannya Pisang Barangan yang memiliki harga tinggi di pasaran,” sebut Taufik.

Plt. Kadis Pertanian Tapsel berharap, semangat inovasi kemandirian pangan Poktan Gerhanas Desa Sipange Godang dapat menular ke kelompok tani seluruh Tapsel. Tumbuh semangat-semangat baru, sehingga pada muaranya nanti Tapsel swasembada pangan.
Menyahuti ini, Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu meminta Dinas Pertanian semakin giat dan gencar mendorong petani dalam berinovasi kemandirian pangan. Tentang pisang Poktan Gerhanas Desa Sipange Godang ini, agar lebih disosialisasikan.
“Pisang menjadi komoditi yang dibutuhkan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Inovasi Poktan Gerhanas ini, saya harap Dinas Pertanian tingkatkan sosialisasi ke petani, agar kebutuhan akan pisang ini dapat kita tutupi dari produksi lokal,” sebut Gus Irawan.
Tahun depan, katanya, ruang fiskal daerah Pemkab Tapsel kemungkinan semakin sempit. Karena akan ada pemotongan transfer keuangan daerah sekitar Rp255 miliar dari pemerintah pusat ke Tapsel.
Namun demikian, pemerintahan Gus Irawan dan Jafar Syahbudin tetap optimis kalau pertumbuhan ekonomi daerah akan tetap bergerak. Program MBG diperkirakan mampu meciptakan perputaran ekonomi sekitar Rp1,4 miliar per hari di Tapsel.

“Karena itulah dibutuhkan inovasi-inovasi kemandirian pangan dari petani lokal. Kita yakin, jika kebutuhan program MBG mampu ditutupi produksi lokal seperti pisang, sayur, ikan, telur, daging dan lainnya, maka ruang fiskal sempit itu tidak akan begitu berdampak,” yakin Bupati Tapsel.
Senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Tapsel Abdul Basith Dalimunthe. Ia menyoroti potensi lahan pertanian yang masih terbengkalai. “Masih banyak tanah menganggur. Ini kesempatan membudidayakan pisang, ikan, dan komoditas lain. Sampah organik dari dapur bisa dimanfaatkan jadi pupuk dan pakan,” katanya.
Menurutnya, rencana sinergi dapur MBG dengan koperasi desa/kelurahan Merah Putih agar penyediaan sayuran dapat lebih mandiri dan tidak bergantung dari luar, sangatlah tepat. MBG memiliki dampak ekonomi luas dan mendorong pemerataan manfaat sampai ke desa.
Ketua Poktan Gerhanas, Manaro Siregar, berterima kasih atas kehadiran Bupati Tapsel di panen perdana kebun pisang hasil inovasi kemandiria pangan mereka. Ia harap, ini dapat menginspirasi kelompok tani lain dalam mendorong inovasi dan kemandirian pangan di Tapsel. (id45)













