TAPUT (Waspada.id): Bupati Tapanuli Utara (Taput), Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, berkomitmen memperkuat ketahanan pangan di daerahnya, khususnya di wilayah terdampak banjir Sarulla, melalui Program Optimalisasi Lahan.
Penegasan ini disampaikan saat meninjau langsung pemulihan lahan pasca bencana di Desa Parsaoran Samosir, Kecamatan Pahae Jae, Senin (13/10).
Program ini menjadi prioritas Pemkab Taput, sejalan dengan kebijakan ketahanan pangan nasional. Bupati menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan desa, serta pembentukan kelompok masyarakat untuk mengelola lahan secara bersama.
“Pemerintah hadir bukan hanya untuk memulihkan lahan, tetapi juga memastikan masyarakat terdampak bisa kembali produktif,” ujar Bupati.
Fokus program adalah pemulihan 200,4 hektar lahan sawah yang terdampak banjir pada 29 Desember 2024, meliputi enam desa dan satu kelurahan di sekitar Sarulla. Pemkab Taput telah mengalokasikan anggaran Rp150 juta dari P-APBD 2025 dan Rp76 juta dari donasi masyarakat untuk kegiatan pemulihan yang dimulai sejak 4 Oktober 2025. Anggaran tambahan juga disiapkan untuk tahun 2026, termasuk dukungan CSR dari PT SOL.
Plt. Kadis Ketahanan Pangan, Ramah Saragih, melaporkan bahwa program optimalisasi lahan, termasuk pembersihan lahan dan alih fungsi ke tanaman palawija seperti kacang tanah dan bawang merah, ditargetkan selesai pada akhir Desember 2025.
Tokoh masyarakat Ramli Gultom dan anggota DPRD Jimmi Tambunan mengapresiasi perhatian Bupati dan menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pemulihan lahan. Tim gabungan TNI/Polri dan masyarakat juga akan dibentuk untuk meninjau kawasan hulu guna mencegah bencana serupa.(rel)