PEMATANGSIANTAR (Waspada): Dalam penanggulangan dan pencapaian target 14 persen yang ditargetkan beberapa waktu lalu, Pemko Pematangsiantar menggelar pertemuan pemetaan dan analisis situasi program stunting tahun 2022 di Martoba Room Sapadia Hotel, Senin (7/6).
Kadis Kesehatan dr. Ronald H Saragih menjelaskan tujuan pertemuan itu merupakan aksi memetakan situasi stunting di Pematangsiantar, melakukan kordinasi lintas sektor untuk analisis situasi program stunting serta menyusun perencanaan dan pelaksanaan strategi nasional percepatan penurunan stunting melalui delapan aksi integritas.
Menurut Ronald, program stunting yang telah dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) tahun 2020-2021 yakni PMT ibu hamil KEK dan Balita dengan tepat sasaran, Monev program gizi suplemen fe Bumil dengan tepat sasaran, pemantapan Asi eksklusif, surveilans gizi, tata laksana gizi buruk, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA).
Selanjutnya, penggalangan kemitraan aksi integrasi intervensi penurunan stunting dan pelacakan konfirmasi masalah gizi.
Di tahun 2022, sebut Ronald, telah dilaksanakan gerakan ayah pendukung ayah Asi eksklusif, skrining kelainan kongenital bagi BBL, orientasi PMBA pada kader, kordinasi pembentukan Posyando remaja, aksi jumat cegah remaja putri anemia (Ceria).
Sedang metode pelaksanaan kegiatannya, imbuh Ronald, presentasi/ceramah dan diskusi tanya jawab serta hasil dari kegiatan itu yakni adanya peta dan analisis situasi stunting di Pematangsiantar serta kegiatan itu juga merupakan implementasi SK Wali Kota Nomor: 441/522/V/WK-Thn 2022 tentang pentapan tim percepatan penurunan stunting di Pematangsiantar.
Plt Wali Kota Susanti Dewayani melalui Sekda Budi Utari sekaligus membuka pertemuan menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangn gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya dibawah standar yang ditetapkan menteri yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang kesehatan.
Sedang urusan percepatan penurunan stunting, lanjut Sekda, yakni setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas melalui kerjasama multi sektor di pusat, daerah dan kelurahan.
Sebagai salah satu bentuk komitmen untuk mempercepat penurunan stunting, sebut Sekda, pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 72 tahun 2022 tentang percepatan tentang penurunan stunting.
Perpres itu merupakan payung hukum bagi strategi nasional percepatan penurunan stunting yang telah diluncurkan dan dilaksanakan sejak 2018 dan Perpres itu juga untuk memperkuat kerangka intervensi yang harus dilakukan lembaga terkait.
Sekda menambahkan, pemerintah mentargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di 2024 dan target pembangunan berkelanjutan di 2030, capaian di 2024, digapai berdasarkan lima pilar percepatan penurunan stunting serta akan disusun rencana aksi nasional untuk mendorong dan menguatkan konvergensi antar program melalui pendekatan keluarga beresiko stunting.
Kelima pilar strategi nasional percepatan penurunan stunting yakni peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan pemerintah kelurahan, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
Berikutnya, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah daerah, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat serta penguatan dan pengembangan sistim, data, informasi, riset dan inovasi.
Karena itu, kegiatan prioritas yang dimaksud dalam rencana aksi nasional yakni penyediaan data keluarga yang beresiko stunting, pendampingan keluarga beresiko stunting, pendampingan semua calon pengantin/calon pasangan usia subur (PUS), surveilans keluarga beresiko stunting dan audit kasus stunting.
Untuk itu, Sekda mengajak penylenggaraan percepatan penurunan stunting dengan penguatan perencanaan dan penganggaran, peningkatan kualitas pelaksanaan, peningkatan kualitas pemantauan, evaluasi, pelaporan dan dengan dukungan kapasitas sumber daya manusia.
Sekda yakin dan optimis, target 14 persen atau kurang dari itu yang telah disepakati dengan komitmen yang kuat dan kerjasama dari semua sektor untuk menjalankan semua tahapan kegiatan dalam percepatan penurunan stunting dan mengoptimalisasikan anggaran yang ada di 2024, dapat tercapai.
Karena itu, Sekda mengajak semua pihak tetap semangat membangun Pematangsiantar sehat, sejahtera dan berkualitas.
Pertemuan dilanjutkan dengan pemaparan narasumber dari akademisi Poltekkes Kemenkes Medan Tetty Herta Doloksaribu dengan materi panduan gizi berbasis pangan lokal dan pemaparan narasumber dari Tim Bangda Regional 1 Medan Supriono.
Turut hadir saat itu, Satgas Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provsu Rinda Uli Siregar, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Anna Saragih, mewakili BPS, mewakili Kakan Kemenag, mewakili TP PKK, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), pimpinan OPD terkait dan camat.(a28).
Keterangan foto: Pertemuan pemetaan dan analisis situasi stunting tahun 2022, dibuka Plt Wali Kota diwakili Sekda Budi Utari (kanan) di Martoba Room Sapadia Hotel, Senin (7/6).(Waspada-ist).