KISARAN (Waspada): Karena dibakar api cemburu, suami tega menganiaya istrinya hingga dirawat intensif di rumah sakit, karena mengalami luka senjata tajam sebanyak delapan kali.
Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Ghulam Yanuar Lutfi, saat dikonfirmasi Waspada, Selasa (15/7), menuturkan tersangka AG,29, warga Desa Tanjung Asri, Kec Sei Dadap, Kab Asahan, menganiaya istrinya PN, 29, di perumahan, Lnk IV, Kel Siumbut-umbut, Kec Kisaran Timur, Kab Asahan, Minggu (13/7) dini hari.
“Pelaku sudah kita amankan, dan kini diproses hukum,” jelas Ghulam.
Ghulam menerangkan, motif penganiayaan ini terjadi karena diduga api cemburu, atau ada perselingkuhan sang istri dengan orang lain. Sebelumnya, pelaku dan korban dalam proses cerai, dan sudah pisah rumah.
Namun saat AG datang ke rumah untuk menjemput sang anak, terjadi pertengkaran antara dua belah pihak karena ada panggilan telepon dan pesan diduga dari selingkuhan istri pelaku, sehingga membuat tersangka gelap mata, spontan melakukan tindak pidana dengan mengambil pisau dari dapur dan menyerang istrinya sebanyak delapan kali hingga korban tidak berdaya dengan luka berat.
“Korban masih dirawat intensif di rumah sakit. Akibat perbuatan tindak pidana itu, tersangka dikenakan Pasal 338 Jo Pasal 53 dengan Subsider dengan Pasal 44 ayat 2, UU RI nomor 23/2024,” jelas Ghulam.
Sedangkan AG mengaku kejadian tersebut terjadi bermula saat dirinya hendak menjemput anak-anaknya yang dibawa oleh korban ke rumah kontrakan di Lnk IV, Kel Siumbut-umbut, sekaligus ingin mengambil telepon genggam milik korban yang dibelikan oleh pelaku. Tapi saat tiba di rumah, korban langsung lari dan menutup pintu rumah. Karena merasa tidak diterima, pelaku langsung mendobrak rumah tersebut dan terjadi pertengkaran.
“Pertengkaran itu gara-gara saat itu saya ingin mengambil telepon genggam. Di dalamnya ada pesan mesra yang diduga selingkuhan istri saya dan ada panggilan telepon tapi tidak diangkat, ini membuat saya khilaf hingga penganiayaan terjadi dengan pisau dapur,” jelas AG.
AG mengaku sudah tiga minggu pisah rumah dengan korban, dan terakhir bertemu saat kejadian tersebut.
“Kami awalnya tinggal di kampung bersama orang tua saya, tapi istri saya bertengkar dengan orang tua saya, sehingga kami pindah. Di saat pindah, dia selingkuh, ngaku dan menangis. Kali ini dia selingkuh lagi. Sudah tiga kali saya diselingkuhi,” tegas AG. (a19)