P.BRANDAN (Waspada.id): Pakar Komunikasi, Lingkungan Hidup & Kebijakan Publik, Presenter Dr. Charles Bonar Sirait mendukung wacana dan gagasan pembangunan Pusat Edukasi Migas di Pangkalanbrandan .
Pusat Edukasi Migas menurut Peraih Panasonic Award Presenter Televisi Terfavorit tahun 1999, 2000 dan 2001 adalah “ruang bersama”, ruang kolaborasi, merupakan titik temu, pusat kegiatan masyarakat Pangkalan Brandan yang dirindukan masyarakat Teluk Aru umumnya, dan Pangkalan Brandan khususnya untuk menyusuri sejarah historik yang tidak dapat dilepaskan dengan sektor migas.
Charles Bonar Sirait yang baru saja mengunjungi Migas Corner di Kawasan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya pada November 2025 yang lalu mengemukakan Pangkalan Brandan sebagai wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dikenal sebagai penghasil migas produktif di era tahun 70-an perlu memiliki Pusat Edukasi Migas semacam Migas Corner SKK Migas Jabanusa (Jawa Bali Nusa Tenggara) yang berfungsi sebagai wadah informasi khususnya bagi para Generasi Z Pangkalan Brandan dan Sumatera pada umumnya untuk memberikan pemahaman yang luas tentang pembangunan negara melalui sektor Migas.
Ketersediaan lahan seluas +- 2 Ha yang dimiliki Pertamina menurut Charles adalah hal yang positif memgingat reputasi Pertamina yang tidak dapat dipisahkan dari Sejarah Explorasi Migas di Pangkalan Brandan.
Charles Bonar Sirait menegaskan impresi positifnya terhadap Migas Corner di ITS ( Institut Teknologi 10 November Surabaya ) di bawah naungan SKK Migas dan beberapa perusahaan K3S yang berguna untuk pengetahuan sejarah perminyakan nasional bagi pelajar dan mahasiswa,” ujarnya pada Waspada.id,Selasa (2/12/25) di Hotel JW Marriot Medan.
Sementara itu praktisi Tata Ruang & Arsitektur Kota Ar. Tony M. Hutapea, IAI sebagai penggagas menjelaskan, Jumat (5/12/25) bahwa kehadiran Pusat Edukasi Migas yang didukung oleh Charles Bonar Sirait tersebut adalah bagian dari rencana pembangunan kawasan “Ruang Publik Kota” modern, yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Ruang bersama yang sedang direncanakan tersebut nantinya akan sangat mempengaruhi dan menjadi wajah baru kota Pangkalan Brandan.
Hal lain yang disampaikannya adalah, skema pembiayaan Pusat Edukasi Migas tersebut tidak menggunakan anggaran APBD.
Beliau mengusulkan skema pembiayaannya adalah bersifat kemandirian, menjemput bola ke Pemerintah Pusat/Kementerian-kementerian terkait, BUMN, Vendor/ Sponsorship dan para dermawan/ Filantropis.
Menurutnya, Pusat Edukasi Migas Pangkalan Brandan adalah “rumah” milik masyarakat Pangkalan Brandan bukan pengusaha yang lebih mementingkan keuntungan yang bersifat pragmatis.
Pusat Edukasi Migas diharapkan dapat berfungsi membangun keunggulan dan peradaban yang lebih modern dan pastinya cita-cita masyarakat bersama Pemerintah Daerah dsn setempat menuju masyarakat madani.
Oleh karenanya masyarakat berpendapat bahwa sudah sepantasnya rencana pembangunan fasiltas kota ini akan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat.(id27)












