TANJUNGBALAI (Waspada.id) : Belum ada larangan pelayaran untuk kapal ferry penumpang maupun kargo di Pelabuhan Teluknibung Kota Tanjungbalai yang berlayar menuju Malaysia, Kamis (27/11).
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjungbalai Asahan, Jagohan Gultom dikonfirmasi melalui Staf, Isrunsyah mengatakan pihaknya tidak berhak melarang kapal berlayar karena belum ada perintah dari pusat. Isrunsyah menjelaskan, BMKG telah mengeluarkan peringatan waspada cuaca ekstrem yang diprediksi melanda wilayah Sumatera Utara pada 22–27 November 2025.
Berdasarkan informasi yang dirilis ungkapnya, terdeteksi pusat tekanan rendah 95B di area Selat Malaka yang memicu pertemuan serta belokan angin kuat. Kondisi atmosfer ini ucapnya, dapat meningkatkan pembentukan awan hujan secara masif dan memungkinkan tumbuhnya awan cumulonimbus yang berpotensi memicu hujan lebat, petir, serta angin kencang di sejumlah wilayah pesisir dan perairan Sumut.
Menanggapi situasi tersebut, Isrunsyah, meminta seluruh kapal yang sedang beraktivitas di perairan Tanjungbalai Asahan, baik yang sandar, berlabuh, maupun melintas untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia menekankan agar para nahkoda dan awak kapal terus memantau perkembangan cuaca serta memastikan kesiapan seluruh instrumen keselamatan sebelum berlayar.
“Periksa kondisi mesin, kelayakan alat keselamatan, radio telekomunikasi pelayaran, tali jangkar, hingga pengikatan dan penopang kargo. Jangan abaikan detail kecil karena cuaca ekstrem dapat berubah sangat cepat,” ujar Isrunsyah.
Isrunsyah juga mengingatkan kapal-kapal untuk mencari lokasi aman apabila terjadi peningkatan kecepatan angin maupun tinggi gelombang laut. Ia menegaskan bahwa keselamatan pelayaran merupakan prioritas utama di tengah potensi cuaca buruk yang dapat mengganggu stabilitas kapal.
“Jika terjadi keadaan darurat, kami minta nahkoda segera menghubungi Stasiun Radio Operasional Pantai Tanjungbalai Asahan, KSOP Tanjungbalai Asahan, atau tim SAR terdekat agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat,” tambahnya.
Dengan adanya peringatan ini, Isrun berharap seluruh aktivitas pelayaran di kawasan Tanjungbalai Asahan dapat berjalan aman dan terkendali hingga cuaca kembali stabil. Untuk situasi terakhir paparnya, satu kapal kargo tujuan Malaysia, terpaksa patah balik ke pelabuhan karena mengalami kerusakan di bagian kemudi akibat cuaca buruk.

Sementara itu, Pimpinan PT Pelayaran Nasional Malindo Bahari (Indomal) Tanjungbalai, Hj. Zunaida, yang melayani penyeberangan penumpang rute Tanjungbalai–Port Dickson, Malaysia, menjelaskan bahwa kondisi cuaca di perairan saat ini memang cenderung kurang baik. Ia menyebutkan, sejak beberapa hari terakhir, intensitas angin dan gelombang mengalami peningkatan, meski masih berada dalam batas yang dapat diantisipasi oleh awak kapal. Situasi ini terus dipantau secara berkala untuk menjamin keselamatan pelayaran dan kenyamanan penumpang.
Menurut Zunaida, hingga kini pihak manajemen pusat Indomal yang berkantor di Dumai belum mengeluarkan imbauan atau keputusan pembatasan maupun larangan pelayaran. Keputusan operasional tetap mengikuti perkembangan informasi cuaca resmi serta hasil evaluasi internal perusahaan. “Setiap perubahan kebijakan akan segera diinformasikan kepada seluruh petugas dan penumpang, terutama jika kondisi dinilai berisiko,” ujarnya.
Ia menambahkan, laporan dari nakhoda kapal yang bertugas menunjukkan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi saat ini belum menjadi kendala signifikan bagi operasional Indomal. Para nakhoda melaporkan bahwa kondisi gelombang masih dapat dilalui dan prosedur pelayaran tetap berjalan sesuai standar keselamatan. Meski begitu, Zunaida menegaskan bahwa pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan dan berkoordinasi erat dengan otoritas pelayaran untuk memastikan keselamatan menjadi prioritas utama. (Id.41)












