BESITANG (Waspada): Bahan bakar minyak solar diduga berasal dari perusahaan pengolahan kayu di Dusun I Sukamulia, Desa Halaban, Kec. Besitang, Senin (20/2), tumpah ke parit sehingga mencemari lingkungan.
Belum diketahui secara pasti apa faktor yang menyebabkan BBM solar yang tidak sedikit jumlahnya tersebut bisa meluber ke dalam parit sehingga berdampak terjadi pencemaran terhadap lingkungan.
Pantauan Waspada di lapangan, Senin petang, kondisi air di dalam aliran parit terlihat telah terkontaminasi minyak. Warga memanfaatkan tumpahan solar yang mengalir mengikuti arus air lewat cara menyedot menggunakan busa.
Minyak yang meresap di busa atau spon lalu diperas ke dalam wadah timba dan kemudian dikumpul ke dalam jerigen. Aksi spontan yang dilakukan sejumlah warga setidaknya dapat meminimalisir penyebaran minyak di parit.
Seorang warga, Wandi ditemui menduga minyak bersumber dari PT KP. Ia mengaku terkejut dimana pada subuh itu mencium aroma minyak yang cukup menyengat. Ia pun segera keluar rumah dan melihat di parit cukup banyak genangan minyak solar.
Sebelum terjadi insiden tumpahan minyak solar, warga yang bermukim di seputaran perusahaan mengaku resah karena adanya pembuangan limbah ke parit. Selama ini, warga memanfaatkan air parit untuk mandi dan mencuci.
Keberatan warga telah disampaikan secara tertulis lewat sebuah surat pernyataan yang ditandatangani sebanyak 58 orang warga yang umumnya berdomisili di seputaran lingkungan perusahaan.
Putra, salah seorang warga mengatakan, ia sangat kecewa karena permasalah ini terlalu lama mendapat tanggapan. Untuk menjaga lingkungan agar terbebas dari limbah, ia meminta Dinas Lingkungan Hidup agar turun.
Sikap protes juga disampaikan M. Yasin Siregar. Ia mengungkapkan kekesalannya atas terjadinya pencemaran air parit. Ia mengaku kecewa karena pihak desa dianggap kurang serius menanggapi keresahan masyarakat.
“Harusnya, tanggal 18 ada pertemuan sebagai lanjutan dari pertemuan 7 Februari lalu di kantor desa yang belum klar, tapi warga tak ada diundang lagi secara resmi,” tandasnya berharap pihak terkait mau segera menyahuti aspirasi masyarakat.
Kades Halaban, Tamaruddin, S.Ag dihubungi Waspada, Selasa (21/2), melalui selularnya menyatakan pihaknya belum ada menerima laporan terkait dengan tumpahan minyak solar ke parit. “Nanti saya hubungi Kadus,” ujarnya.
Menyinggung adanya keresahan warga terkait pembuangan limbah yang mencemari air parit, ia mengatakan, laporan warga tetap ditindaklanjuti. Kades mengatakan, beberapa hari lalu ia bersama personil Polsek Besitang, Bhabinsa, Kadus turun melakukan survei.
Dari hasil pengamatan, lanjutnya, apa yang dilaporkan warga tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. “Mengenai perubahan warna air parit, itu karena rembesan kayu yang sudah lapuk dan tidak ada kimia. Terbukti, tidak ada ditemukan ikan yang mati,” kata Kades.
Tamaruddin berujar, rembesan ini tidak ada imbasnya bagi lingkungan. Untuk normalisasi parit, pihaknya sudah mengajukan usulan dan Dinas PUPR sudah turun melakukan survei, namun ia belum tahu kapan eksekusinya.
Humas PT Kasmo Prawono (KP) Darmasnyah Hasibuan, sebelumnya menyatakan limbah tidak mengandung unsur kimia sehingga tak berbahaya bagi lingkungan. Dia menjelaskan, perusahaan hanya mengolah bahan baku kayu tanpa memakai kimia. (a10)