P.SIDIMPUAN (Waspada.id) Dosen Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) yang tergabung dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dampingi petani gula aren di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) untuk melahirkan berbagai produk bernilai tinggi berbasis gula aren.
Ketua Tim PKM IPTS, Dr. Fitriani Harahap, S.Pd., M.E, didampingi anggota Tim Sartika Ratih Asmara Nasution, M.Pd, Mariyatul Kubtiyah Ritonga, M.Si dan 2 orang mahasiswa, Rabu (13/8/2025) menyatakan edukasi terhadap pelaku usaha gula aren melalui pendampingan merupakan bagian dari upaya untuk mendorong peningkatan pendapatan dan ekonomi masyarakat.
Pendampingan yang diberikan dosen IPTS secara intensif kepada petani gula aren di lingkungan Panggulangan Kelurahan Parau Sorat, Sipirok, ucap Dr. Fitriani Harahap, dilakukan sejak awal Agustus 2025. “Tujuannya untuk meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar produk gula aren lokal,” tuturnya.

Dipilihnya petani dan pelaku usaha gula aren sebagai sasaran pendampingan mengingat potensi gula aren di Tapanuli Selatan masih sangat besar, namun memiliki tantangan di bidang marketing (pemasaran) dan inovasi produk.
“Kita yakin omset pelaku usaha akan meningkat signifikan jika dibarengi dengan kemasan produk yang menarik, diversifikasi produk, promosi digital yang tepat sasaran, serta legalitas yang jelas,” ujar Fitriani Harahap
Kegiatan yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) tahun 2025 ini, paparnya, mencakup tiga fokus utama. Pertama, diversifikasi produk, dimana para pelaku usaha diajarkan cara mengolah gula aren menjadi berbagai varian olahan seperti gula aren bubuk (gula semut), ukuran cetakan yang bervariasi, kemasan yang menarik, dan sirup gula aren.
Kedua, digital marketing yakni memberikan edukasi kepada petani atau para pelaku usaha dalam penggunaan media sosial, marketplace, dan strategi promosi media daring. Ketiga, legalitas usaha, berupa pembinaan untuk mengurus izin berusaha (NIB), PIRT, dan Sertifikat Halal (SH) serta desain merek dagang. Dalam hal ini, Tim menhadirkan narasumber Pendamping Halal, Hendra Mahmud Siregar, M.Pd.
Anggota Tim PKM IPTS, Sartika Ratih Asmara Nasution, M.Pd menambahkan, selain memberikan edukasi dan pendapingan kepada pelaku usaha gula aren, Tim PKM IPTS juga menyerahkan berupa alat teknologi pemasak gula aren dan berbagai komponen alat produksi (dana DPPM 2025) kepada pelaku usaha gula aren yang telah dijadikan IPTS sebagai kelompok mitra.
”Kami berharap alat teknologi pemasak gula aren ini dapat meningkatkan produksi gula aren serta lebih meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu. Menghasilkan gula aren yang lebih variatif dari segi bentuknya,” harapnya.

Sartika Ratih Asmara berharap, pendampingan yang diberikan dosen IPTS tersebut dapat menjadi langkah awal untuk menjadikan gula aren Tapanuli Selatan sebagai produk unggulan daerah yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
“Mengingat edukasi dan pendampingan terhadap pelaku usaha sangat penting, tentunya kita berharap pendampingan ini berkelanjutan dengan alokasi dana pengabdian kepada masyarakat (PkM) dari Pemerintah dalam hal ini melalui DPPM pada tahun yang akan datang,” harapnya,
Sahrido Sormin ketua kelompok pelaku usaha gula aren di Lingkungan Panggulangan Kelurahan Parau Sorat mengucapkan terima kasih kepada dosen IPTS yang telah memberikan edukasi dan pendampingan kepada pelaku usaha untuk melahirkan produk bermutu dan bernilai tinggi.
Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya pelatihan tersebut. ”Saya biasanya hanya menjual gula cetak saja, tapi sekarang saya bisa buat gula semut, permen gula aren dan memasarkannya melalui media sosial,” ungkapnya.(id46).