P.SIDIMPUAN (Waspada.id) : Dosen Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) yang tergabung dalam tim pengabdian, berikan edukasi sekaligus pendampingan kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) Adian Nasonang, Sihuik-Huik, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tingkatkan produksi budidaya lebah madu trigona.
Dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada KTH Adian Nasonang, Tim pengabdian IPTS yang dipimpin Sri Hartini, S.E., M.Pd. dengan anggota Marzuki Ahmad, S.Pd., M.Pd. dan Perima Simbolon, S.Si., M.Pd, melibatkan empat orang mahasiswa yakni Ahmad Fauzi Pulungan, Puspa Sari Ritonga, Egi Kurniawan dan Arni Zuamini Pulungan.
Ketua Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat), Sri Hartini, S.E., M.Pd, J umat (5/12/2025) kepada Waspada.id mengatakan edukasi dan pendampingan kepada pelaku budidaya terbak lebah tersebut bertujuan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat melalui metode budidaya dan manajemen yang baik.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Kelompok Tani Hutan (KTH) Adian Nasonang dalam Budidaya Ternak Lebah Trigona untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat” berlangsung dari Juni sampai Desember 2025
“Kegiatan ini merupakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Republik Indonesia tahun 2025,” tuturnya,

Program pengabdian ini, ucapnya, memiliki dua fokus utama, yaitu peningkatan Produksi Madu Yang dihasilkan lebah dan Peningkatan manajemen mitra dalam usaha budidaya lebah madu trigona.
Dijelaskan, pada tahap pertama, tim membantu meberikan pencerahan kelada KTH Adian Nasonang melalui Sosialisasi Pentingnya Budidaya Lebah Madu, agar senantiasa menghasilkan madu yang dapat mendukung dalan meningkatkan ekonomi masyarakat.
TIM pengadian IPTS juga memberikan pemahaman kepada pengurus dan anggota KTH tengtang manajemen organisasi kelompok tani yang baik dalam memgelola usaha budidaya ternak lebah madu
“Peserta diberikan wawasan mendalam tentang budidaya lebah madu khususnya lebah madu trigona, seperti perawatan koloni, cara panen, dan manajemen kelompok mitra,” jelas Sri Hartini.
Menurutnya, edukasi dan pendampingan ini merupakan salah satu wujud nyata komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pemberdayaan Kelompok Tani berbasis riset, inovasi, dan teknologi guna meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.
Anggota Tim PKM IPTS, Perima Simbolon, S.Si, M.Pd, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan suatu sarana untuk berbagi ilmu dengan masyarakat dan mitra.
“Banyak jenis lebah madu trigona yang menghasilkan lebah dengan rasa madu yang bervariasi. Hal ini menjadikan lebah sebagai salah satu sumber rezeki bagi orang yang bisa menjinakkannya atau membudidayakannya,” katanya.
Marzuki Ahmad, S.Pd., M.Pd yang juga anggota Tim PKM IPTS mengungkapkan, selain memberikan edukasi dan pendampingan, pihaknya jug memberikan kepada KTH Adian Nasonang berupa 10 set alat panen/sedot madu Trigona, 11 set alat pelindung diri (APD), dan 10 Set koloni lebah Trigona.
Melalui kegiatan pemberdayaan ini, Kelompok tani Hutan khususnya yang berfokus pada budidaya lebah madu trigona dipandu dalam pengelolaan manajemen yang lebih baik dapat menghasilkan madu yang diproduksi dari lebah madu.
Ditanya tentang pendampingan yang diberikan TIm PKM IPTS, Sri Hartini menjelaskan bahwa melakukan pendampingan secara berkelanjutan, termasuk dalam pemanfaatan alat yang diberikab tim PKM dalam meningkatkan produksi.
“Kami berupaya menghadirkan perubahan nyata bagi pelaku Kelompok Tani Hutan Adian Nasonang , Khususnya dalam budidaya lebah madu trigona, termasuk manajemen usaha sehingga menghasilkan madu yang lebih banyak atau memiliki penambahan kuantitas,” ungkapnya.
Terkait dengan manajemen usaha, lanjut Sri Hartini Tim PKM IPTS juga membantu KTH dalan menyusun manajemen usaha dengan mengatur tim dalam kelompok dan produksi secara efisien.
Tim PKM juga berharal, kegiatan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan jangka pendek, tetapi juga memperkuat transformasi manajemen usaha, inovasi produk, dan keberlanjutan ekonomi lokal.
Menurutnya, tantangan utama KTH, bukan hanya persoalan modal, tetapi juga keterbatasan akses terhadap informasi, teknologi. “Untuk itu, kegiatan ini kami rancang secara komprehensif agar mampu menjawab kebutuhan tersebut, mulai dari pendampingan melalui pemberian teknologi berupa penambahan koloni lebah madu trigona, alat sedot madu, dan alat pelindung diri (APD),” katanya.
Atas terlaksananya kegiatan tersebur, Tim PKM IPTS mengucapkan terima kasih sekaligus apresiasi kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) RI yang telah memberikan dukungan pendanaan.
“Kami juga berterima kasih kepada IPTS yang senantiasa mendorong dosen dan mahasiswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pengabdian berbasis riset. Harapan kami, Kelompok Tani Hutan Adian Nasonang mampu naik kelas dan menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang tangguh,” ujarnya.

Ketua dan anggota KTH Adian Nasonang, Sihuik-Huik, Tapsel mengucapkan terima kasih sekaligus apresiasi terhadap tim dosen IPTS yang telah memberikan edukasi dan pendampingan dalam budidaya lebah madu trigona.
KTH Adian Nasonang berharap agar edukasi dan pendampingan yang diberikan tim Dosen IPTS terus berlanjut, karena sangat membantu masyarakat, termasuk nantinya memberikan edukasi dalam pengolahan produk lebah madu lainnya seperti propolis.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPTS, Sri Rahmi Tanjung, S.Pd., M.Si, menilai kegiatan sosialisasi dan pendampingan budidaya lebah madu trigona dalam menghasilkan madu yang berkualitas tinggi yang dilakukan tim pengabdian IPTS memberikan dampak positif bagi penguatan kapasitas pelaku budidaya lebah madu di wilayah Tapanuli Selatan.
“Kami di LPPM berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada solusi dan inovasi, ” katanya.
“Harapan kami, kegiatan seperti ini tidak berhenti pada tahap pelatihan, tetapi berlanjut pada pendampingan berkelanjutan agar Kelompok Tani binaan benar-benar tumbuh menjadi usaha yang mandiri, serta serta strategi digital marketing yang kuat,” ujarnya.
Menurutnya, Program yang didanaiKemendikti Sains dan Telnologi ini, jadi contoh sinergi antara perguruan tinggi dan pelaku kelompok tani hutan dalam budidaya lebah madu dapat melahirkan perubahan konkret bagi masyarakat.(id46)












