P.SIDIMPUAN (Waspada.id): Tim dosen Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan menggelar workshop pemberdayaan guru sekolah dasar (SD) melalui pembuatan modul digital Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berbasis etnografi Angkola.
Kegiatan selama tiga hari ini, Rabu (22/10) sampai Jumat (24/10/2025), diselenggarakan di SD Negeri 200211 Padangsidimpuan. Dengan melibatkan 26 guru, tenaga dministrasi dan kepala sekolah SD sebagai pesert workshop.
Ketua tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UGN Padangsidimpuan, Siti Maryam Pane, S.Hum, MA, menyebut workshop ini bagian dari PKM skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.

Program ini didanai oleh Direktorat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tahun 2025.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan DPPM Kemdiktisaintek terhadap peningkatan kualitas guru sekolah dasar (SD) melalui pendekatan berbasis budaya lokal.
“Semoga mampu mendorong guru-guru di Padangsidimpuan mengembangkan modul digital berbasis etnografi Angkola. Sehingga siswa lebih mengenal budaya lokal sekaligus memahami keberagaman daerahnya” sebut Siti Maryam, Jumat (24/10).
Kepala SD Negeri 200211 Padangsidimpuan, Mulia Syahril, M.Pd, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, pelatihan tersebut sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas dan kreativitas guru.
“Workshop ini membantu guru menguasai teknologi dalam pembelajaran. Mampu membuat modul digital yang kontekstual dengan kehidupan budaya Angkola, sehingga pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna bagi siswa,” ujarnya.
Salah seorang guru peserta workshop menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman baru bagi para peserta dalam membuat modul digital yang berakar pada budaya lokal.
“Kami senang karena bisa memadukan teknologi dengan budaya Angkola pada pelajaran IPS. Pelatihan ini juga menambah semangat kami untuk terus berinovasi,” katanya.
Selama tiga hari pelatihan, peserta dilatih membuat modul digital dan LKPD interaktif dengan memanfaatkan cerita rakyat, adat istiadat, dan nilai-nilai sosial masyarakat Angkola. Kegiatan ini juga meliputi sesi praktik penyusunan media ajar berbasis digital serta evaluasi hasil pembelajaran multikultural siswa.

Menutup kegiatan, tim dosen UGN menyerahkan hasil karya modul digital kepada pihak sekolah sebagai bentuk komitmen keberlanjutan program. Ketua tim menyatakan, UGN akan terus melakukan pendampingan agar hasil pelatihan dapat diterapkan secara nyata di kelas.
“Kami harap modul digital berbasis etnografi Angkola ini dapat menjadi model pembelajaran IPS di sekolah-sekolah lain di wilayah Tapanuli Bagian Selatan,” ujar Siti Maryam Pane.
Ditegaskannya, kegiatan ini merupakan bagian dari bentuk komitmen perguruan tinggi dalam menguatkan kolaborasi dengan sekolah dasar, yakni melalui pemberdayaan guru dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal di era digital. (Id45)













