SIMALUNGUN (Waspada): Seekor gajah berjenis kelamin jantan bernama Dwiki di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC), Kab. Simalungun, Sumatera Utara, mati karena mengalami malnutrisi dan malabsorsi.
Gajah bernama Dwiki itu belum dua bulan didatangkan atau dipindahkan dari Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) ke ANECC tersebut, bersama dengan gajah betina bernama Dini. Namun sangat disayangkan nyawa gajah Dwiki tidak tertolong setelah mengalami sakit dalam 2 pekan terakhir.
Sebagaimana siaran pers tertulis Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Medan, Rudianto Saragih Napitu, S.Si, M.Si, Kamis (16/02/2023), menyebutkan, sebelumnya pada 18 Desember 2022 dua ekor gajah Dwiki dan Dini dipindahkan dari Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) ke Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC).
Pemindahan kedua gajah ini didampingi tim medis dokter hewan dari Vesswic. Setelah sampai di ANECC dilakukan perawatan intensif dengan diberikan pakan, obat-obatan dan vitamin.
Kemudian, pada tanggal 7-8 Januari 2023, Tim Medis Vesswic, yaitu drh. Daniel Sianipar dan drh. Munhar melakukan kunjungan ke ANECC untuk melakukan monitoring terhadap kesehatan gajah Dwiki dan Dini. Pada saat pemeriksaan kondisi kesehatan Gajah Dwiki bahwa ditemukan kondisi luka luar di pipi kanan sudah mulai membaik dan gajah sudah mulai makan dan minum walaupun sedikit.
Puncak perubahan perilaku gajah Dwiki terjadi pada minggu kedua Pebruari 2023, dimana Dwiki tidak mau makan. Atas perubahan itu, pada 11 Februari 2023, dokter Vesswic kembali turun ke ANECC.
Selanjutnya tim dokter Vesswic juga dibatu oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik dengan mengirimkan dokter hewan ahli gajah dari Taman Safari Indonesia (TSI), drh. Bongot Huaso Muka dan drh. M. Nanang Tejolaksono, untuk melaksanakan perawatan intensif Gajah Dwiki.
Tindakan yang dilakukan dengan memberikan 100 botol infus, obat-obatan dan vitamin. Namun kondisi Gajah Dwiki semakin melemah dan akhirnya pada Selasa, 14 Pebruari 2023, pukul 06.20 Wib tidak tertolong lagi dan dinyatakan mati.
Selanjutnya dilakukan nekropsi dengan hasil sesuai dengan penjelasan dokter, Gajah Dwiki mengalami infeksi pada gigi kanan bawah sehingga tidak bisa tumbuh secara normal. Keadaan itu juga mengakibatkan gigi graham atas yang sehat tidak tumbuh normal, sehingga penampakan gigi menjadi asimetris antara kiri dan kanan. Kelainan struktur gigi ini mengakibatkan gajah sulit untuk makan dan makanan yang masuk berkurang. Hal ini berdampak pada lambung, volumenya tidak bisa optimal, diperparah dengan intosusepsi lambung sehingga berdampak pada malnutrisi dan malabsorsi, dimana tubuh kesulitan menyerap nutrisi dari makanan sehingga terjadi penurunan kesehatan dan berat badan.
Lebih lanjut dijelaskan Rudianto, Setelah kematian Gajah Dwiki, langsung dilakukan tindakan nekropsi (Pembedahan) oleh tim dokter hewan Vesswic, TSI dan Balai Besar KSDA Sumatera Utara.
Hasil nekropsi ditemukan luka rahang bagian dalam sehingga gajah tidak mau makan hingga mengalami kematian. Pada saat nekropsi dilakukan pengambilan sample bagian tubuh gajah Dwiki yaitu hati, paru, ginjal, jantung, limpa dan vesica urinaria untuk pemeriksaan Histopatologi di Balai Veteriner Medan guna mendapatkan informasi yang lebih valid terkait kematian Gajah Dwiki.
Selesai nekropsi bangkai gajah Dwiki pada tanggal 14 Februari 2023 dikuburkan di lokasi ANECC, sedangkan gading gajah dipotong untuk disimpan di Balai Besar KSDA Sumatera Utara.(a27)