MADINA (Waspada.id) : Sudah empat tahun Erni Hayati, 19, warga Desa Sirangkap, Panyabungan Timur, hidup dalam penderitaan akibat tumor di mulut yang terus membesar. Kondisinya yang semakin parah membuat keluarga kesulitan melanjutkan pengobatan dan kini memohon bantuan agar Erni dapat dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap.
Penyakit yang diderita Erni tersebut tidak hanya menghambat aktivitas hariannya, tetapi kini juga mengancam keselamatan jiwanya.
Aldi, abang kandung Erni, menuturkan bahwa penyakit sang adik mulai muncul sekitar empat tahun lalu. Berbagai upaya pengobatan telah ditempuh keluarga, namun kondisi Erni justru semakin memburuk.
“Kami sudah berusaha semampu kami, tapi penyakitnya terus membesar dan Erni semakin kesakitan,” ujar Aldi dengan nada cemas, Minggu (23/11).
Ia menjelaskan, Erni tinggal bersama kedua orang tua dan delapan saudaranya di rumah semi permanen.

Keterbatasan ekonomi membuat keluarga kesulitan melanjutkan pengobatan. Orang tua mereka bekerja sebagai buruh tani serabutan, dengan pendapatan yang sering kali tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi biaya berobat.
Terkait jaminan kesehatan, Aldi menyebutkan bahwa keluarga mereka merupakan KPM Program Keluarga Harapan (PKH) dan sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
Namun demikian, biaya transportasi, akomodasi, dan kebutuhan lain selama perawatan menjadi kendala besar.
“Walau ada BPJS, biaya lain-lain tetap berat bagi kami,” ungkapnya.
Menurut keterangan medis RSUD Panyabungan, kondisi Erni seharusnya segera dirujuk ke rumah sakit di luar daerah yang memiliki fasilitas dan tenaga medis spesialis lebih lengkap. Penanganan intensif diperlukan agar pertumbuhan tumor tidak semakin parah.
Namun, biaya untuk membawa Erni ke rumah sakit rujukan belum mampu ditanggung keluarga sehingga mereka berharap uluran tangan dari para dermawan.
“Kami sangat berharap ada bantuan untuk meringankan biaya selama pengobatan di luar kota,” ujar Aldi.
Bagi masyarakat yang ingin membantu, donasi dapat disalurkan melalui:
Bank BRI — 7910 0101 7242 538
a.n. Bana Sari (sepupu Erni)
Akibat tumor tersebut, Erni sulit makan, berbicara, dan sering merasakan nyeri hebat. Keluarga berharap pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat luas dapat membantu meringankan beban pengobatan.
Kepala Dinas Sosial Madina, Ahmad Duroni, yang dikonfirmasi via selular, Minggu (23/11), mengakui bahwa pemerintah tetap berkomitmen membantu warga yang sakit, termasuk Erni Hayati.
“Pemerintah membantu, nilainya sekitar Rp5 juta. Namun pencairannya ditanggung dulu oleh pihak lain, seperti kades atau pihak lainnya,” ujar Duroni.
Ia menjelaskan, setelah ada kwitansi pembelian tersebut dibawa ke Dinas Sosial untuk dilakukan penggantian dana. (Id100)












