Sumut

Gedung PHR Budi, Menyimpan Nostalgia Nonton Film Era 80-90-an

Gedung PHR Budi, Menyimpan Nostalgia Nonton Film Era 80-90-an
Sisa bangunan gedung PHR Budi masih berdiri di pinggir Jalan Lubukpakam-Beringin, Sabtu (27/12/25).(Waspada.id/syahril)
Kecil Besar
14px

BERINGIN (Waspada.id): Pusat Hiburan Rakyat (PHR) Budi, dulunya merupakan gedung bioskop yang menjadi ikon hiburan rakyat di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, yang cukup populer di era tahun 1980-an hingga 1990-an

Gedung bioskop yang saat ini hanya tinggal sisa-sisa bangunan yang sudah banyak runtuh, tapi masih menyimpan kenangan indah bagi masyarakat sekitar.

Bangunan PHR Budi mulai didirikan tahun 1972, kemudian tahun 1975 baru mulai beroperasi memutar sejumlah film.

Sebagai pusat hiburan yang ramai, PHR Budi pada masanya menjadi titik temu warga, tidak hanya untuk menikmati hiburan bersama kerabat dan teman, tapi juga sebagai tempat berinteraksi sosial.

“Tapi masa keemasan bioskop di hampir seluruh daerah di Indonesia, termasuk PHR Budi, runtuh pada era kebangkitan saluran TV swasta yang menyajikan film-film bermutu ” tutur, Wagino seorang pemuka masyarakat setempat kepada Waspada.id, Sabtu (27/12/25).

Apalagi, tambah Wagino, kala itu masyarakat mulai cenderung menonton TV di rumah daripada keluar mencari hiburan di tempat umum.

Perubahan kebiasaan itu membawa dampak luas terhadap seluruh bioskop, hingga akhirnya PHR Budi mengalami kebangkrutan dan harus ditutup pada tahun 1997.

Wagino, yang mengetahui secara mendalam tentang sejarah tempat itu menceritakan bahwa pada masa puncaknya, antara tahun 1980 hingga awal 1990-an, PHR Budi dioperasikan oleh seseorang yang dikenal dengan nama Atak.

“Selama masa itu, PHR Budi benar-benar pusat hiburan masyarakat Kecamatan Beringin. Semua kalangan, dari anak muda hingga orang tua, sering berkumpul di sana untuk bersantai, bertemu teman, dan menikmati acara-acara yang diadakan,” ungkap Wagino.

Meskipun sudah hilang hampir tiga dasawarsa, sebutnya, jejak PHR Budi masih terasa di ingatan warga Kecamatan Beringin. Apalagi sisa-sisa gedungnya masih berdiri. Tempat yang pernah ramai dengan suara tawa dan percakapan, kini hanya menjadi kenangan tentang masa lalunya.

Gedung PHR Budi, di masa lalu bukan hanya sebagai bioskop, melainkan juga kegiatan hiburan lain. Seperti menghadirkan penyanyi terkenal dari Jakarta, menampilkan band-band kesohor, dan kegiatan lainnya.

Di masa itu ekonomi masyarakat sekitarnya juga tumbuh. Banyak usaha minuman, makanan ringan dan kuliner, serta berbagai jenis usaha lainnya ramai pembeli.

“Tapi kini, semua tinggal kenangan masa lalu. Kebangkrutan PHR Budi menjadi cerminan pergeseran pola hidup masyarakat,” ujarnya. (id.28/syahril)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE