Scroll Untuk Membaca

Sumut

Gepeng Dan Anak Pura-pura Buta, Warga Panyabungan Resah

Tim gabungan Polres Madina bekerjasama dengan Pemkab Madina melakukan razia Gepeng di jalan protokol Panyabungan, Kab. Madina. Waspada/Ist
Tim gabungan Polres Madina bekerjasama dengan Pemkab Madina melakukan razia Gepeng di jalan protokol Panyabungan, Kab. Madina. Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

PANYABUNGAN (Waspada): Sejumlah gelandangan dan pengemis (Gepeng) “kepergok” di Kota Panyabungan, Kab. Mandailing Natal, Kamis (10/8).

Ada yang kepergok anak pura-pura buta, minta-minta bawa foto anak sakit padahal tak punya anak sakit sesuai di foto dan para Gepeng tidak menunjukkan identitas diri.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Gepeng Dan Anak Pura-pura Buta, Warga Panyabungan Resah

IKLAN

Tim gabungan personel Polres Madina bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal melakukan razia Gepeng di jalan protokol Panyabungan, Madina. Razia juga menyasar peminta sumbangan mengatasnamakan agama serta modus lainnya.

Puluhan petugas terdiri dari personel Polres Madina, Satpol PP dan Dinas Sosial P3A Madina, awalnya menyasar SPBU yang biasanya banyak peminta sumbangan lengkap dengan kotak amal.

Namun, saat dilakukan razia di SPBU Aekgaloga dan SPBU Pasar Baru, petugas tidak menemukan sasaran dimaksud.

Menurut petugas SPBU, biasanya peminta sumbangan pada pelanggan SPBU baru datang setelah siang.

Razia dipimpin Kasat Binmas Polres Madina Kompol Saszorro Efendi tersebut dilanjutkan di Jalan William Iskandar Panyabungan. Di lokasi, petugas menyasar Gepeng dan pengamen kerap mendatangi rumah makan.

Petugas berhasil memergoki sejumlah Gepeng sedang beraksi. Ada Gepeng membawa foto anak sedang sakit, namun saat diinterogasi petugas, Gepeng tidak memiliki anak sesuai dalam foto.

Kasat Binmas Polres Madina, Kompol Saszorro Efendi mengungkapkan, razia tersebut dilakukan karena banyaknya keluhan masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan Gepeng, termasuk kerap mengganggu lalu lintas di persimpangan jalan sebagai lokasi utama gepeng beraksi.

“Kegiatan kita ini untuk melakukan pembinaan terhadap peminta-minta di jalanan, bahkan bermodus bantuan keagamaan,” katanya.

“Tadi kita temukan, lanjut dia, anaknya buta, itu kita lakukan pembinaan, kemudian untuk beroperasi di lampu merah kita larang karena menggangu kelancaran arus lalu lintas. Tahap awal ini masih pembinaan,” terang Kasat Binmas.

Kepala Dinas Sosial P3A Riswan Harahap, SH, MM melalui Kepala Bidang Resos Dinas Sosial P3A Muhammad Ali Lubis, S.Sos menyebutkan, semua terjaring razia tidak memiliki identitas kependudukan.

Kondisi tersebut membuat petugas kewalahan untuk melakukan pengecekan terhadap bersangkutan apakah penerima bantuan sosial atau tidak.

“Tidak ada identitas, mau kita cek tidak ada identitas, mereka rata-rata mengaku kalau identitas mereka tinggal di rumah. Kita sarankan supaya mendaftarkan diri ke operator desa masing-masing jika belum terdaftar sebagai penerima bantuan sosial,” katanya.

“Pemerintah Kabupaten Madina selalu memfasilitasi warga tidak mampu untuk mendapat bantuan sosial, baik BPNT, BPJS, PKH dan yang lainnya” tambah M.Ali Lubis, SSos.

Petugas juga melakukan imbauan kepada pelaku atau organisasi melakukan pemungutan sumbangan di tengah jalan supaya memperhatikan kenyamanan pengguna jalan.

“Kalau jalurnya ramai atau sempit kita sarankan supaya meminta sumbangan jangan di tengah jalan, seharusnya di halaman bangunan yang sedang dibangun atau di pinggir jalan saja,” pungkas Kasat Binmas Polres Madina. (irh)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE