H. Ghazali A Aziz: Ramadan Sarana Peningkatan Imtaq

  • Bagikan
H. Ghazali A Aziz: Ramadan Sarana Peningkatan Imtaq
H.GHAZALI A.Aziz, Lc, saat menyampaikan khutbahnya pada Salat Jumat hari kedua Ramadan 1444 H di Masjid Jamik Al Rasyid Batangkuis, Jum’at (24/3).- (Waspada/Khairul K Siregar)

BATANGKUIS (Waspada): Salah satu prinsip dalam Islam adalah ketaqwaan kepada Allah Subhaanahu Wata’ala dan orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.

Demikian H. Ghazali A.Aziz, Lc, dalam hhutbahnya pada Salat Jumat hari kedua Ramadan 1444 H di Masjid Jamik Al Rasyid Batangkuis, Jumat (24/3).

Lebih lanjut disampaikan H.Ghazali, untuk mendapatkan diri menjadi insan yang muttaqin diperlukan kerja keras dan kesungguhan. Terkait bulan suci Ramadan 1444 H yang pada akhirnya untuk menjadi orang yang bertaqwa, menurut H.Ghazali A.Aziz hal ini adalah harapan dimana dalam satu bulan ini bisa menjadi orang yang bertaqwa.

“Tetapi harus diingat bahwa harapan tinggal harapan dan bisa juga harapan itu menjadi kenyataan. Hal itu tergantung kita untuk menyikapi dan melaksanakannya,” tegas H.Ghazali A. Aziz.

Menurut H.Ghazali A Aziz bahwa hakekat bulan suci Ramadan adalah untuk menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa, namun untuk mencapai hal itu diperlukan kesungguhan dan bukan hanya seremonial saja yang tidak meninggalkan bekas untuk menjadikan diri kita menjadi orang yang muttaqin.

“Jadi pada hakekatnya puasa pada bulan suci Ramadan itu dibutuhkan rasa keimanan kepada Allah Subhaanahu Wata’ala dengan cara ikuti dan kerjakan segala perintahNya. Bertambahnya Iman kita karena adanya ketaatan, ketika kita menjalankan perintahNya maka iman kita meningkat,” jelas H.Ghazali A Aziz, Lc.

Padat
Sementara ribuan umat muslim di Desa Tanjung Garbus I/Jatisari Lubukpakam memadati Masjid Nurul Iman untuk menunaikan Salat Jumat pada hari kedua Ramadan 1444 H. Bertindak sebagai Khatib dan Imam Ustadz Muchlisin, SHi.

Dalam khutbahnya, Al Ustadz Muchlisin, SHi, menjelaskan Ramadan artinya adalah membakar. Dikatakan Ramadan karena bulan tersebut membakar dosa-dosa sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah SAW dalam hadist yang diriwayatkan Muttafaqun Alaihi yang artinya “barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan penuh dengan keimanan dan keikhlasan, dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu.

Pada hadist yang diriwayatkan Muslim, lanjut Muchlisin, Rasulullah SAW juga bersabda Shalat lima waktu ke lima waktu berikutya, dari Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan dari Ramadhan ke Ramadan berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa selama itu menjauhi dosa-dosa besar.

“Jadi dalam hadist ini adalah bahwa kita akan dihapuskan dosa-dosa sepanjang tidak lagi melakukan dosa-dosa besar,” kata Muchlisin.(a14/a01)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *