P.SIDIMPUAN (Waspada.id) : Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota P.Sidimpuan, Rahmat Marzuki Nasution, SH, MH, CGCAE, menghadiri Sekolah Islam Gender (SIG) sekaligus peringatan Harlah ke-58 Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) dengan tema “Perempuan Kuat, Indonesia Hebat”, di Aula STIT Hasyim Asyhari, Sabtu (6/12).
“Tema ini menegaskan peran fundamental perempuan sebagai agen perubahan dan penjaga peradaban bangsa, khususnya di Kota Padangsidimpuan,” kata Plt Sekda Kota Padangsidimpuan, Rahmat Marzuki Nasution dalam sambutannyya.
Kegiatan yang mengangkat subtema “Membangun Kesadaran Gender dan Gerakan Kopri yang Berdaya di Bumi Dalihan Natolu” ini diikuti sekitar 50 peserta dari berbagai komisariat, antara lain IPTS, UIN Syahada, UGN, STIT Hasyim Asyhari, dan STAIN Madina.
Harlah Kopri yang dirangkai dengan SIG tersebut juga dihadiri Majelis Pembina Pimpinan Cabang (Mapimcab) PMII Tapsel – P.Sidimpuan Hasanuddin Sipahutar dan Ketua PC PMII Padangsidimpuan–Tapsel, Rizki Rahmat Fauzi Ritonga,
Sekda Rahmat Marzuki menegaskan, peran perempuan dalam pembangunan tidak bisa diragukan. Melalui SIG, ia berharap peserta dapat membuka nalar kritis, meningkatkan pemahaman, serta memiliki sensitivitas terhadap isu-isu gender dalam bingkai nilai-nilai Islam Ahlussunnah Waljama’ah.
“Kepada seluruh peserta SIG, ikuti kegiatan ini dengan serius. Manfaatkan forum ini untuk berdiskusi, bertukarpikiran, dan memperluas wawasan. Jadilah agen perubahan yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan daerah kita,” pesannya.
Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Tapsel – P.Sidimpuan, Hasanuddin Sipahutar dalam sambutannya mengungkapkan sejarah Kops PMII Putri. Pada awalnya merupakan bagian dari PMII dan seiring berjalannya waktu menjadi sebuah lembaga.

Namun pda pada Kongres XII PMII di Asrama Haji Medan pada tahun 2000, Korps PMII Putri (Kopri) dihapus dan tiga tahun kemudian kembali dihidupkan. “Pada Kongres Ke-13 Tahun 2003 di Kutai Kartanegara Kopri dihidupkan kembali,” ungkapnya.
Tahun 2003 sampai 2014, ucapnya, setiap daerah merumuskan sistem kaderisasi dengan tidak terkonsentrasi pada modulasi pusat. “Pada Kongrea XVII PMII Tahun 2014 di Jambi dilahirkan Idiologi Politik Organisasi Kopri (IPO) dan tahun itu juga Kopri PB PMII merumuskam panduan Penyelenggaraan Dan Pelaksanaan Kopri (PPK),” jelas Hasanuddin.
Kemudian, pada tahun 2015, Kopri mensistematisasi buku tunggal kaderisasi nasional. Pada tahun yang sama Kopri PB PMII membuat buku dakwah Kopri sebagai panduan dalam melakukan gerakan kultural Kopri dalam mengahadapi kencangnya Islam transnasional dan arus globalisasi, serta membuat buku panduan advokasi sekaligus lembaga LP3A (Lembaga Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan & Anak)
“Atas rampungnya aturan dan PO Korpa PMII Putri. Maka hiduplah kader-kader perempuam yang kanalnya melalu Sekolah Islam Gender (SIG),” jelas Hasanuddin yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPC PPP Kota Padangsidimpuan.
Ketua Kopri PC PMII Padangsidimpuan–Tapsel, Nur Aminah Harahap, menjelaskan bahwa Kopri merupakan jenjang kaderisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan peningkatan pengetahuan mengenai peran serta kontribusi perempuan dalam kehidupan sosial.
Ketua PC PMII Padangsidimpuan–Tapsel, Rizki Rahmat Fauzi Ritonga, menyampaikan apresiasi kepada Plt. Sekda Kota P. Sidimpuan dan berharap perhatian pemerintah terhadap STIT Hasyim Asyhari dapat ditingkatkan.(id46)












