KISARAN (Waspada): Harga ecer telur ayam dan ayam merah “melangit”, hal ini dikarenakan harga pakan naik, sehingga persediaan terbatas, namun demikian karena kebutuhan masyarakat permintaan di pasar tetap tinggi.
Salah satu peternak ayam Hessa Air Genting, Kec Air Batu, Kab Asahan, Karim yang akrab disapa Awi, saat berbincang dengan Waspada, Kamis (9/6), menjelaskan bahwa sebulan lalu harga telur satu per butir Rp1.250, namun kini harganya melonjak naik menjadi Rp1.550 per butir. Padahal bila ada kenaikan hanya sedikit mulai Rp10 sampai Rp50 per butir.
“Kenaikan ini dikarenakan pakan ayam naik, sehingga mempengaruhi harga jual telur,” jelas Awi.
Oleh sebab itu, kata Awi, pihaknya dan banyak peternak tidak berani membeli anak ayam untuk dibesarkan agar memproduksi telur, sehingga terjadi jeda, sehingga mempengaruhi pasokan telur di Asahan.
“Dengan demikian persedian atau stok telur berkurang, sehingga harganya tidak bisa diprediksi,” jelas Awi.
Sama halnya dengan harga ayam merah (ayam afkir bertelur), dikarenakan harga pakan naik, kini menduduki angka Rp47 ribu per kilogram, padahal sebulan sebelumnya harga berkisar Rp23 ribu-Rp25 ribu per kilogram. Namun demikian, permintaan pasar tetap tinggi walaupun harga naik, hal itu dikarenakan telur dan daging ayam merupakan kebutuhan masyarakat, ditambah lagi Asahan banyak penggerak UMK dalam bidang kuliner.
“Kita akui permintaan telur dan daging ayam tinggi di Asahan, namun masalahnya pasokan terbatas,” jelas Awi.
Awi menerangkan harga pakan untuk saat ini Rp6.500 per kilogram, harga itu merupakan olahan sendiri sendiri, namun bila beli pakan pabrikan harga lebih mahal, dan tidak terjangkau.
“Kita membuat pakan sendiri, dengan jagung dan campuran lainnya, agar ongkos produksi tidak terlalu tinggi,” jelas Awi. (a0/2/a19/a20)












