DOLOKSANGGUL (Waspada.id): Momentum Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS), 01 Desember 2025, Departemen Diakonia HKBP melalui Lembaga HKBP AIDS Ministry (HAM) tolak stigma (diskriminasi) terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Tolak stigma ODHA itu ditandai dengan kampanye, sosialisasi dan edukasi dengan melibatkan mitra kerja, Pemkab Humbahas melalui instansi terkait, serta seribuan kaula muda, dari tingkat SMA/SMK dan Mahasiswa, Senin (01/12/2025).
Sekertaris Eksekutif HAM, Diak Berlina Sibagariang kepada wartawan, mengatakan, kampanye tolak stigma ODHA merupakan wujud sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam peringatan HAS 2025. Peringatan HAS tahun ini mengusung tema, “Bersama Hadapi Perubahan: Jaga Keberlanjutan Layanan HIV”.
“Puncak peringatan HAS 2025, kita menggalang kepedulian dan empati terhadap ODHIV/AIDS melalui kampanye tolak stigma ODHA. Mendorong kerjasama dan kolaborasi semua pihak untuk mengakhiri HIV/AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Kampanye diawali dari Aula HKPB Doloksanggul Kota menuju Aula HKBP Pargodungan. Aksi tersebut dilepas dan diikuti langsung Kadep Diakonia HKBP Pdt. Eldarton Simbolon D Min, Praeses HKBP Distrik III Humbang Pdt Robinsarhot Lumban Gaol MM, Pendeta Resot HKBP Pargodungan Pdt. M Sitindaon MTh, serta seribuan anak SMA/SMK serta Mahasiswa.
Dipaparkan, data terbaru Kementerian Kesehatan RI, Indonesia menempati peringkat ke-14 dunia dalam jumlah orang ODHIV dan peringkat ke-9 untuk infeksi baru HIV. 76% kasus HIV di Indonesia terkonsentrasi di 11 provinsi prioritas, salah satunya adalah Sumut.
“Penyebaran kasus HIV secara nasional banyak terjadi di populasi kunci seperti laki-laki seks dengan laki-laki (LSL), waria, pekerja seks perempuan, dan pengguna napza suntik. Khusus di Papua, penularan sudah menyebar ke populasi umum, dengan prevalensi mencapai 2,3%,” terangnya.
Diuraikan, sejak Lembaga HAM berdiri Tahun 2003 hingga Oktober 2025, pihaknya sudah melakukan pendampingan 1252 kasus HIV AIDS. Di Humbahas, sejak 2003 sampai Oktober 2025, kasus HIV AIDS yang ditemukan dan didampingi oleh HAM sebanyak 201 kasus.
“Data menyajikan bahwa kasus tertinggi berada diusia produktif khususnya kaula muda, dari tingkat SMA dan kuliah dengan risiko penularan yang bervariasi salah satunya yang meningkat dari seks berisiko,” tukasnya.
Dalam rangka HAS, lanjut Diak, pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan dengan edukasi penyadaran kepada pelajar dan mahasiswa di 30 SMA/SMK dan STIKES, talks show di sosial media. Puncak HAS, melakukan kampaye edukasi publik melalui jalan santai, ibadah, menyaksikan suara komunitas ODHIV, pertunjukan pendidik sebaya, talkshow, tes HIV gratis, donor darah dan pameran info HIV.
“Kegiatan yang kita lakukan untuk memutus mata rantai penularan HIV AIDS, menuju ending AIDS 2030, nol infeksi baru HIV, nol kematian karena AIDS, nol stigma dan diskriminasi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bupati Humbahas diwakili Asisten Administrasi Umum Setdakab, Jaulim Simanullang menyampaikan apresiasi atas sosialisasi dan edukasi yang diinisiasi HAM untuk menghapus stigma terhadap ODHA. “Kegiatan ini merupakan wujud kasih dan pelayanan kemanusian. Momentum global namun pengingat untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama,” ujarnya.
Jaulim menambahkan, Pemkab Humbahas menyambut baik sosialisasi dan edukasi dalam momentum peringatan HIV AIDS. Salahsatu cara dan pertama mengakhiri HIV AIDS adalah pola hidup, pergaulan bebas dan menguatkan iman. “Kepedulian tidak hanya kepada ODHA, namun mengajak semua pihak dan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan hidup sehat dan peduli,” tandas Jaulim. (id62)












