TAPSEL (Waspada): Satu botol plastik minuman air mineral yang dibuang hari ini, baru akan terurai setelah 450 tahun ke depan. Sedangkan masyarakat dunia telah menggunakan produk plastik sejak sekitar 100 tahun yang lalu.
“Bayangkan betapa sangat besarnya polusi plastik yang sudah terjadi saat ini. Maka, jangan lagi mewariskan kondisi yang lebih buruk kepada anak cucuk kita,” pesan General Manager Operations & Deputy Director Operations Agincourt Resources, Rahmat Lubis.
Rahmat menyampaikan ini di acara workshop kreatif kelola lingkungan dengan tema “Bersahabat Dengan Bumi, Mulai Dari daur Ulang Plastik” di Sopo Daganak, Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kamis (3/7/2025)
Workshop yang menghadirkan Tenaga Ahli Bidang Persampahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Mohamad Bijaksana Junerosano, sebagai narasumber, dihadiri Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu.

Rahmat Lubis mengatakan, dalam mengatasi polusi sampah plastik, PT Agincourt Resources (PTAR) perusahaan pengelola Tambang Emas Martabe meluncurkan program “Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi” di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapsel.
Ecobrik adalah botol plastik yang diisi penuh dengan sampah-sampah plastik sehingga botol itu menjadi padat dan keras. Kemudian botol padat itu digunakan sebagai bahan bangunan alternatif pengganti batu bata, juga bisa dipakai untuk membuat furniture.
Program PTAR ini menargetkan pengumpulan dan pengolahan 10.000 botol plastik menjadi ecobrick. Sekaligus mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengelola sampah secara berkelanjutan dan berbasis ekonomi sirkular.
“Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi” ini merupakan inisiasi PTAR dalam merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang tahun ini mengangkat tema “Beat Plastic Pollution”. Inisiasi ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan yang selalu diusung perusahaan.
“Aksi ini juga bagian dari tema besar kami, yakni Living in Harmony, yang menekankan
keseimbangan antara kinerja operasional, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat,” jelas Rahmat Lubis.
.
Upaya ini juga sekaligus bentuk dukungan terhadap target nasional pengelolaan 50 persen sampah pada tahun 2025 dan 100 persen di 2029. Program ini melibatkan empat bank sampah binaan PTAR, yakni Gocap, Satahi, Naposo Hamubaon, dan Rap Hita Paias.
Enam sampai delapan bulan ke depan, mereka menjalani pelatihan bersama Waste4Change dan Bank Sampah Yamantab untuk memproduksi ecobrick secara mandiri. Menyusul peluncuran program ini, PTAR menggelar Workshop Kreatif Kelola Lingkungan mengenai pembuatan ecobrick pada 3 Juli 2025 di Sopo Daganak, Batangtoru.
Workshop diikuti perwakilan sekolah Adiwiyata di Batangtoru, komunitas peduli lingkungan, dan empat bank sampah mitra binaan PTAR. Sejak mulai beroperasi di 2011, Tambang Emas Batangtoru telah menjalankan berbagai program pelestarian lingkungan.
Mulai dari konservasi dan reklamasi hingga pengelolaan sampah domestik berbasis sirkular. Salah satunya dengan membangun fasilitas pemilahan sampah (waste sortation facility/ WSF) di dalam area tambang.
Mulai Juni 2024 sampai Mei 2025, dari semua sampah yang masuk ke WSF, sekitar 71 persen sampah dapat didaur ulang atau dijual kembali. WSF dikelola vendor lokal itu juga mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi seperti Eco Enzyme, maggot, furnitur, dan kompos.
“Sejak dua tahun lalu kami melarang karyawan dan kontraktor menggunakan botol plastik sekali pakai di lingkungan kerja dan mewajibkan mereka menggunakan botol isi ulang,” ujar Rahmat.
Masi dalam rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PTAR juga menebar 1.000 bibit ikan jurung di lubuk larangan Desa Garoga dan menanam 500 bibit pohon mencakup aren, durian, alpukat, matoa, jengkol, dan manggis.
Desa Garoga tahun ini terpilih sebagai lokasi peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, karena capaiannya sebagai Juara 1 Lomba Desa Ramah Lingkungan yang digelar PTAR pada tahun 2024.
Desa Garoga dinilai mampu menciptakan lingkungan bersih dan sehat melalui berbagai upaya. Seperti mendirikan bank sampah, budidaya tanaman obat keluarga, dan konservasi perairan di Sungai Garoga.
APRESIASI
Bupati Tapsel, Gus Irawan, menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif PTAR dalam mengurangi sampah plastik melalui edukasi daur ulang yang melibatkan masyarakat.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang solid antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Upaya pengurangan sampah plastik sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Sementara penanaman pohon adalah bentuk nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
“Kita berharap program Ini bukan sekedar seremonial saja. Tetapi bisa menjadi investasi jangka panjang untuk masa depan anak cucu kita,” harap Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu. (a05)