ASAHAN (Waspada): Budi daya tanaman pohon mangrove di pesisir Desa Silo Baru, Kecamatan Silo Laut, Kabupaten Asahan, selain diarahkan penyelamatan wilayah dari abrasi juga berpotensi agrowisata.
“Alhamdulillah sejak hasil reboisasi pantai lewat program pemulihan ekonomi Kementerian Kelautan dan Perikanan kini terbentang sekitar 346 hektar mangrove menghijau menatap optimis Selat Malaka,” ujar Kades Silo Baru Sofian, Senin (19/2).
Sofian membuka awal kegiatan mangrove ini, Dekan Pertanian Universitas Asahan Saparuddin yang menghubungkan dengan Kemenko Marves lalu menghunjuk Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menindaklanjutinya di tahun 2020. “Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan pihak UNA banyak memberi bimbingan,” ujarnya.

Budidaya tanaman mangrove di Silo Baru, lanjut Sofian, juga mendapat dukungan dari kementerian terkait di Jakarta, termasuk infrastruktur penunjang yang bisa dimanfaatkan mengembangkan agrowisata dan wisata bahari.
Untuk menopang budidaya, Desa Silo Baru juga membangun penangkar benih mangrove. “Kita gerakkan seluruh partisipasi masyarakat terkait keberadaan hutan mangrove Silo Baru,” lanjut Sofian.
Sofian mengambil contoh partisipasi berbagai kalangan, dosen STMIK Royal Kisaran Nurkarim Nehe MSP dan Endra Saputra M.Ak melakukan penyuluhan sukarela tentang Tata Kelola Agrowisata Hutan Mangrove di kalangan perangkat dusun dan desa secara sukarela sejak medio Januari sampai Sabtu 17 Februari 2024.
“Penyuluhan secara waktu dilakukan acak online dan tatap muka,kita harapkan ke depan ada semacam pelatihan misalnya tentang konten kreator, karena pariwisata saat ini tak lepas dari media sosial,” tukasnya.(a02-a19-a20)