P.SIDIMPUAN (Waspada) : Ketua DP MUI Padangsidimpuan Ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan, MA mengatakan menjadi imam dan khatib merupakan tugas yang mulia di hadapan Allah Swt sehingga tidak sembarangan orang yang bisa menjadi imam dan khatib.
“Kalau kita sudah mulia di hadapan Allah, akan mulia dihadapan hambaNya. Analoginya seperti menanam padi, kalau kita ikhlas menolong agamaNya, dunianya pasti ikut. Sebaliknya, jika kita berbuat baik dengan tujuan dunia, akhiratnya tidak ikut. Seperti menaman rumput, jangan harap tumbuh padi,” kata MUI Padangsidimpuan Ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan, MA saat membuka pelatihan imam dan khatib di Aula Kantor MUI Padangsidimpuan, Sabtu (20/7).
Ketua MUI menjelaskan, pelatihan imam dan khatib itu sangat penting. Selain guna untuk mengantisipasi terjadinya masjid tutup waktu shalat, juga untuk regenerasi imam dan khatib di tengah-tengah masyarakat.”Kita prioritaskan kepada naposo bulung (remaja laki-laki) sebagai penyambung estafet ulama,” ucapnya.
Menjadi iman dan khatib, lanjut Ketua MUI, bukanlah hal yang mudah karena karena selain punya kemampuan menjadi imam dan khatib, juga dibutuhkan keikhlasan dalam melaksanakannya. “Anak-anakku sekalian, profesi imam dan khatib ini bukanlah sebenarnya orientasi materi,” tuturnya.
Setiap orang yang ikhlas berbuat di jalan Allah, lanjut Ustadz Zulfan, tidak akan di biarkan Allah Swt hidupnya menderita sebagaimana firman Allah dalam Alquran, Surat Muhammad ayat 7, yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Dalam memberikan motivasi kepada peserta pelatihan imam dn khatib yang digelar MUI Padangsidimpuan tersebut, Ustadz Zulfan menceritakan kisah perjuangannya menjadi ustadz yang penuh suka duka.Terkadang ia menggantikan ustadz untuk menjadi jadi khatib Jumat.
“Terkadang kita datang dengan naik angkot atau becak dan saya tau terkadang bagaimana respek BKM-nya. Bahkan ada lagi tanya, udah nikah ustadz.Belum saya bilang, langsung dibilangnya nggak boleh di masjid kami imam yang belum menikah. Di hati saya, kapan lah saya menikah biar bisa jadi imam di masjid ini,” ujar ustadz Zulfan.
Ustadz Zulfan menegaskan bahwa tidak ada aturan dalam ajaran agama Islam bahwa imam itu harus yang sudah menikah.”Memang lebih baik yang sudah menikah dari pada yang belum menikah, tapi bukan berarti harus sudah menikah baru jadi imam,” jelasnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, ceramah ustadz Zulfan mendapat tempat di masyarakat sehingga harus dibuat jadwal ceramah.”Tetapi kemudian setelah kita turun siap shalat, apa kata BKM-nya. Pak ustadz minta tolonglah dikasi dulu kami jadwal untuk tahun depan,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam menjalankan ajaran agama Islam, termasuk menjadi imam dan khatib di masjid tidaklah begitu sulit jika ada kemauan.”Tidak ada yang berat bila dimulai dengan niat yang tulus dn berserah diri kepda Allah,” katanya.
Untuk itu, Ketua MUI Padangsidimpuan mengajak peserta pelatihan imam dan khatib untuk selalu bersungguh-sungguh berbuat baik di jalan Allah dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.”Kita adalah bagian dri hamba yang memakmurkan masjid. Kalau bukan kita siapa lagi,” tegas Ketua MUI Padangsidimpuan.
Pelatihan imam dan khatib bagi remaja masjid dan generasi muda yang dihadiri Wakil Ketua MUI Drs.Samsuddin Pulungan MA, Bendahara Umum MUI Padangsidimpuan H.Rawadi Daulay, Ketua Komisi Fatwa MUI Padangsidimpuan Drs. H. Zainal Arifin Tampubolon, Ketua Komisi Dakwah MUI Padangsidimpuan, Drs.H.Syahid Muammar Pulungan SH, bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda mampu jadi imam dan khatib. (a39)











