SECARA mengejutkan, seusai shalat subuh, Selasa (6/12), waspada.id dan beritasore.co.id mendapat kiriman tiga video jalan hancur lebur akses Sinunukan-Simpangnunur, Kec. Rantobaik, Kec. Mandailing Natal.
Satu video ini, sangat menarik. Seorang ibu paruh baya, terlihat kesusahan melewati jalan tanah merah berlumpur, tertatih memegang lutut. Terengah, tetapi tetap berupaya tertawa.
“Capek. Pak Jokowi, tolonglah dalan nami on (jalan kami ini),” ujar si ibu, tertawa ramah. Saat itu, ada sejumlah warga berjalan kaki dari atau ke rumah masing-masing. Laki-laki dan perempuan.
Dengan bahasa Mandailing, mereka bercanda dalam balutan kesusahan. Kesengsaraan, penderitaan, sudah bertahun-tahun mereka jalani. “Mardalan pat pe ma nasusahan (jalan kaki pun kesusahan),” ujar seorang laki-laki.
“Susahlah, pa aha ma jolo, mangaso (tunggulah istirahat sebentar),” ujar si ibu sambil berhenti. Napasnya nampak terengah-engah, berjalan menanjak di tengah jalan ‘kupak-kapik.
Seorang laki-laki lain bercanda seolah-olah mau menggendong si ibu. Eh, si ibu spontan melihat si laki-laki. Semua tertawa.
Ya, mereka menghibur diri di tengah kesusahan akibat jalan tak pernah diperbaiki. Harapan mereka, sebenarnya, seperti menggumpal tak terperikan.
Bagaimana tidak. Akses jalan Sinunukan via Simpangnunur, masih menggunakan jalan tanah merah, berlumpur — kalaupun bisa dilewati — dengan berjibaku mengerahkan segala usaha.
Kondisi jalan penghubung lima desa sangat memprihatinkan: Desa Padangsilojongan, Desa Duasepakat, Desa Lubukkancah, Desa Gonting dan Desa Ranto. Warga desa tidak saja mengeluh, juga merasa tak tahan lagi seperti tersiksa.
Menurut warga, kondisi miris ini sangat tak pantas dibiarkan. Secara sosial-ekonomi, bisa memporakporandakan sendi kehidupan masyarakat.
Pak Jokowi, salam dari Rantobaik. Semoga sehat wal afiat senantiasa, Pak Presiden.
Irham Hagabean Nasution
Teks foto:
Waspada.id/dok
Si ibu kesusahan melewati jalan hancur lebur. Dia mengadu, ‘Pak Jokowi, tolonglah dalan nami on (jalan kami ini)”.
Teks foto:
Waspada.id/dok
Berjibaku melewati jalan hancur-lebur.
Teks foto:
Waspada.id/dok
Kendaraan roda empat ‘terpacak’ di jalan tanah merah berlumpur, licin.