PANGKALANSUSU (Waspada.id): Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Besitang dan Pangkalansusu yang berlokasi di Desa Sei Meran terancam putus akibat abrasi saat terjadi peristiwa banjir pada akhir bulan lalu.
Terjangan arus banjir yang cukup deras, membuat tanah bendungan dikedua sisi ujung jembatan tergerus dan tiang jembatan retak. Agar bisa dilintasi, Kades setempat berinisiatif memasang beberapa batang pohon kelapa di ujung jembatan.
Jembatan dengan bentangan panjang sekitar 20 meter ini termasuk urat nadi masyarakat di dua kecamatan. Kondisi jembatan sudah sangat darurat dan berbahaya dilintasi oleh kenderaan bermotor, terutama roda empat.
Jembatan yang disebut warga titi panjang ini berada di atas ketinggian sekitar 10 meter lebih dari permukaan sungai. Jika tidak ekstra hati-hati melintas, maka bahaya akan dapat mengintai.

Dahulunya, jembatan ini dibangun kolonial Belanda untuk perlintasan kereta api (KA) trayek Besitang-Pangkalansusu. Kemudian, setelah memasuki era kemerdekaan, KA tenaga uap masih tetap aktif beroperasi.
Namun, setelah memasuki akhir tahun 1970-an, KA berhenti total beroperasi. Karena akses jembatan dianggap penting buat masyarakat, Pemkab Langkat pada tahun 2000-an membangun jembatan ini dengan lantai cor semen dan pagar pengaman dari beton.
Kades Sei. Meran Taufiq Tarigan, dihubungi waspada.id, Rabu (31/12), mengatakan, aspal di ujung jembatan sudah amblas. “Agar tetap bisa dilintasi, saya memasang batang pohon kelapa,” ujarnya seraya menambahkan, masalah ini sudah ia laporkan kepada Camat Besitang, Camat Pangkalansusu, dan Dinas PUPR Langkat.
Kini, kondisi jembatan sudah sangat ringkih dan beresiko tinggi untuk dilalui. Masyarakat mendesak Pemkab Langkat agar secepatnya melakukan perbaikan, sebelum jembatan penghubung kedua kecamatan ini menelan korban jiwa.( id24)











