MADINA (Waspada): Persoalan irigasi di berbagai daerah di Kab. Mandailing Natal menghadapi banyak masalah, tapi terus diupayakan maksimal untuk diatasi karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Terus terang, bondar irigasi Payabulan sudah kami survei. Saat ini sedang permohonan izin karena kewenangan propinsi, kita sudah catat untuk diperbaiki, mungkin paling cepat P-APBD 2023,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina Elpi Yanti Harahap, ST menjawab waspada.id dan beritasore.co.id, Minggu (17/6).
Dijelaskannya, irigasi di Madina dimulai karena sudah tiga tahun PUPR tidak memperoleh DAK bidang irigasi, sehingga banyak target yang tidak dapat dicapai, ditambah lagi covid, anggaran refocusing.
“Insya Allah, tahun ini PUPR sudah lolos lagi sebagai penerima DAK 2024, saya akan berusaha membawa usulan-usulan prioritas irigasi di Madina untuk sebanyak mungkin tertangani di Madina. Saya mohon dukungan, semoga kami sehat-sehat seluruh tim PUPR,” ujar Elpi, alumnus Fakultas Teknik Sipil USU.
Dijelaskan, bondar irigasi yang rusak di Maga, namanya suplesi di Aek Roburan Maga, kewenangan provinsi. “Makanya tak bisa serta merta kami bisa tangani, harus ada izin secara administrasi,” katanya.
Elpi mengatakan, di Pakantan juga ribuan hektar tidak produktif karena irigasi bermalah, banyak di Madina sebenarnya yang urgensinya harus ditangani, “tapi kalau saya sendiri yang bertindak tanpa dukungan, nggak mungkunlah ya, kan?”
Elpi menegaskan, tidak bekerja atas kepentingan siapapun di Madina, semua daerah doa sayangi di Madina, sama porsinya di hatinya, diusahakan pelan-pelan akan mengakomodir usulan-usulan yang memang urgensi dilaksanakan.
“Baru juga tiga bulan, wajarlah masih banyak sekali yang harus dibenahi. Bukan cuma di luar, di dalam internal PUPR saja banyak sekali pembenahan diperlukan,” ujar Elpi Yanti Harahap. (irh)