PEMATANGSIANTAR (Waspada): Kericuhan kembali terjadi di lahan HGU PTPN IV Regional I Kebun Bangun tepatnya di Afdeling IV, Kelurahan Gurilla, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar, Rabu (05/06) malam. Akibat keributan itu, Kepala Pengamanan (Kapam) kebun terkena sabetan parang salah satu penggarap yang saat menjalankan tugas mengamankan aset negara.
Papam Kebun, Pelda Har Rosmayadi mengatakan kejadian itu bermula pada pukul 20.30 WIB di mana ia mendapatkan informasi dari anggota pengamanan kebun bahwa terjadi berkumpulnya massa di Simpang Gereja HKI. Setelah mendapat informasi tersebut, ia menghubungi Kapam Distrik dan meminta anggota pengamanan kebun untuk melakukan pemantauan.
Setibanya di pos penjagaan tepatnya di simpang menuju Masjid terlihat 2 pria berjalan menuju arah masjid dan tak lama setelahnya listrik padam. Kemudian terdengar suara lemparan batu ke arah rumah warga. “Kemungkinan itu cipta kondisi, supaya warga terprovokasi dan terlibat keributan. Akibat lemparan batu itu, terlihat warga langsung datang dan teriak-teriak, sampai kami adu mulut. Logikanya kalau memang kami yang melempari batu itu, tidak mungkin ke rumah yang menjadi titik kumpul massa. Karena dari sumber suara itu kami lihat massa keluar,” ungkapnya saat ditemui di RS Efarina.
Sementara itu, petugas lainnya menambahkan, karena massa jumlahnya banyak, Pelda Har Rosmayadi yang juga berada di lokasi menghubungi Kapam Peltu Purn Rasiono untuk meminta bantuan. “Waktu itu massa mulai mundur sekitar 50 meter dan berpapasan sama Kapam (Peltu Purn Rasiono) sampai akhirnya terjadi keributan dan Kapam kena bacok kepalanya,” ungkap Har.
Kejadian itu memicu kontak fisik hingga akhirnya massa terus menyerang pihak pengamanan kebun dan melempari tim pengamanan dengan batu. Sementara Peltu Rasiono dibawa ke klinik terdekat dan harus dirujuk ke RSU Efarina Kota Pematangsiantar karena luka pada bagian kepala belakangnya cukup serius.
Letda Har Rosmayadi mengatakan bahwa pihaknya sudah melaporkan pembacokan ini ke Polsek. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya saat melakukan penjagaan tidak dibekali senjata tajam. “SOP yang kita miliki setiap petugas keamanan tidak ada yang membawa senjata tajam, hanya rotan dan itu selalu kita tekankan agar dipergunakan saat melindungi diri, apalagi di saat terjadi adu fisik,” ungkapnya.
Ia berharap, pihak Kepolisian dapat bekerja secara profesional dan mampu menegakkan keadilan. “Kita harapkan kejadian ini tak terulang, ini kali keduanya dari pihak kami mengalami penyerangan serius. Sudah dua orang pengamanan kebun negara ini dibacok penggarap saat bertugas menjaga aset negara,” ungkapnya.(m03/rel)